BAB 4
A. PENGERTIAN
KITAB ALLAH
Secara etimologis kata kitab adalah
bentuk masdar dari kata ka-ta-ba yang berarti menulis. Setelah jadi masdar
berarti tulisan, atau yang di tulis. Bentuk jwmak dari kitab adlah kutub.
Kata al-kitab dalam Al-qur’an
dipakai untuk beberapa pengertian:
1.
Menunjukan semua kitab suci yang parnah
diturunkan kepada para Nabi dan Rasul.
“bukanlah menghadapkan wajah mu
kearah timur dan barat itu suatu kebajiban, akan tetapi sesungguhnya kebajikan
itu ialah beriman kepada Allah, Hari Akhir, Malikat-Malikat,
Al-Kitab(Kitab-Kitab Suci), dan Nabi-Nabi..”(Al-Baqarah 2:177)
2.
Menunjukan semua kitab suci yang diturunkan
sebelum AL-qur’an.
“berkatalah orang-orang kafir “kamu
bukanlah seorang yang di jadikan Rasul” Katakanlah “cukup Allah menjadi saksi
antaraku dan kamu dan antar orang-orang yang mempunyai ilmu tentang Al-Kitab
(Kiatb-Kitab Suci sebelum Al-Qur’an).”(Ar-Ra’ad13:43)
3.
Menunjukan kitab suci tetentu sebelum
al-qur’an, misalnya Taurat:
“dan sesungguhnya kami telah mendatangkan
Al-Kitab (Taurat) kepada Musa..”(Al-Baqarah 2: 87).
4.
Menunjukan kita suci al-qur’an secara khusus.
“Al-Kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada
kekurangan padanya; petunjuk bagi orang-orang yang bertaqwa.”(Al-Baqarah 2: 2).
Disamping al-kitab, untuk menunjukan
kitab suci yang diturunkan ALLAH SWT kepada para Nabi dan Rasulnya, al-qur’an
memakai juga istilah:
1.
Shuhuf, bentuk jamak yang berarti lembaran.
2.
Zubur, bentuk jamak dari jabur yang berati
buku.
3.
Zabur, bentuk mufret dari zabur, dipakai khusu
untuk kitab suci yang diturunkan kepada nabi daud alaihi As-Salam.
B.
KITAB-KITAB ALLAH SEBAGAI WAHYU
karena kitab-kitab suci yang diturunkan oleh Allah SWT kepada para
nabi dan rosulnya itu adalah kumpulan dari wahyu-wahyunya.
Kata wahyu secara etimologis adalah
brentuk msdar dari kata auha. Secara terminologis , wahyu adalah kalam ALLAH
yang diturunkan kepada Nabi dan Rasul-Nya. Disamoing itu Al-Qur’an menggunakan
kata wahyu untuk pengertian lain, di antaranya:
1.
Ilham fitri, yang di beriakn kepada manusia.
“dan kami Wahyukan (ilhamkan) kepada
ibu Musa: susukanlah dia(Al-Qasash 28: 7).
2.
Instink, yang diberikan kepada hewan-hewan.
“Dan Tuhanmu mewahyukan (memberikan
instink) kepad lebah :”buat sarang-sarang
di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin
manusia.”(An-Nahl 16: 68).
3.
Isyarat yang cepat dengan membari tanda dan
kode-kode tertentu.
“ Maka ia keluar dari Mihrab, menuju
kaumnya, lalu ia mewahyukan (membri isyarat) kepad mereka, hendaklah kamu
bertasbih di waktu pagi dan petang.”(Maryam 19: 11)
4.
Bisikan syaitan kepada manusia untuk menggoda
dan menipunya.
“Dan demikianlah Kami jadikan bagi
tiap-tiap Nabi itu yaitu musuh syaitn dari jenis-jenis manusia dan jin, sebagai
mereka mewahyukan (membisikkan) kepada sebagian yang lain perkatan-perkataan
yang indah untuk menipu (manusia).”(Al-An’am 6:112).
5.
Perintah ALLAH SWT kepada para Malikatnya.
“Ingatlah tuhanmu mewahyukan
(memerintahkan) keada para malaikat:”sesungguhnya Aku Bersama Kamu, maka
teguhlah hati orang-orang yang beriman..”(Al-Anfal 8: 12).
Wahyu dalam pengertian kalam Allah
itu diturunkan oleh ALLAH SWT kepada para Nabi dan Rasul-Nya melalui tiga cara
yaitu:
1.
melalui
mimpi yang benar (Ar-ru’ya As-Shaqisdah filmanam).
2.
Kalam ilahi dalam balik tabir ( Min
wara’Al-hijab) seperti perintah sholat fardu yang diterima ileh Nabi Muhammad
SAW waktu Isra’Mi’raj.
3.
Melalui malaikat jibril Alaihi As-salam.
Demikian pengertia wahyu dan cara
turunya kepada para Nabi dan Rasul.
C.
KITAB-KITAB ALLAH SEBELUM AL-QUR’AN
Yang disebutkan dalam al-qur’an ada
5(lima); tiga dalam bentuk kitab yaitu Taurat, Zabur dan Injil, dan dua dalam
bentuk shuhuf yaitu shuhuf ibrahim dan musa. Itulah kelima Kitab Suci yang
diturunkan oleh ALLAH SWT nama dan kepada sia[a yang diturunkan.
Kitab-kitab Allah diturunkan sebelum
kita suci Al-Qur’an tidaklah bersifat universal seperti Al-Qur’an, tapi hanya
bersifat lokal intuk umat tertentu, dan juga tidak berlaku untuk sepanjang
masa. Oleh karena itu Allah tidak memberikan jaminan terpelihara keaslianya
atau keberadaan kitab-kitab tersebut sepanjang jeman sebagai mana halnya Allah
memberikan jaminan terhadap Al-Qur’an.
“Dan sesungguhnya Kami telah
mengutus Rasul pada tiap-tiap umat, (untuk menyerukan): “sembahlah Allah saja,
dan jauhilah thaghut.”(An-Nahl 16: 36)
Dari semua Kitab-Kitab suci yang
diturunkan oleh ALLAH SWT sebelum Al-Qur’an sebagai mana sudah diterangkan di atas tidak satupin lagi yang sampai kepada
kita secara utuh sebagaiman diturunkan dahulu.
Alasan yasain setelah penulisan lengkapi debngan sumber lain adalah sebagai
berikut:
1.
Tidak ada
satupun naskah dari semua kitab suci yang turun sebelum Al-Qur’an
terpalihara sampai sekarang.emuanya telah hilang.
2.
Kitab-kitab tersebut sudah tercampur dengan
ucapan manusia, baik berupa tafsir, sejarah hidup para Nabi dan murid-murid
mereka,kesimpulan para ahli hukum, dll.
3.
Tidak ada satupun kitab-kitab suci tersebut
yang secara sah adpat di nisbahkan
kepada rasul yang sudah membawanya masing-masing kitab tersebut, dan tidak pula
mempunyai sanad sejarah yang di percaya.
4.
Terdapat pertentangan antara satu bagian dan
satu bagian yang lain, antara satu kitab dengan kitab yang lain.
5.
Terdapat pelajaran yang batil tentang ALLAH SWT
dan beberapa Rasul-Nya.
D.
AL-QUR’AN SEBAGAI KITAB ALLAH YANG
TERAKHIR
Kitab Suci terakhir yang diturunkan ALLAH
SWT adlah Al-Qur’an Al-Karim yang
diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW dalam rentang waktu lebih kurang 23 tahun.
KEUTUHAN
DAN KEASLIAN AL-QUR’AN
Bebeda dengan kitab suci sebelumnya,
Al-Qur’an terjamin keutuhannya dan
keaslianya. Kemudian yang kudua karena adanya usaha-usaha yang msnusiawi
dilakukan sejak jaman Rasullah SAW oleh para sahabat di bawah bimbingan
Rasullah SAW dan oleh genersai berikutnya dan dan setiap generasi kemudian.
Usaha-usaha tersebut dapat kita lihat antara lain dalam nuktah-nuktah.
- Rasullah
SAW – sebagi sorang yang ummi – berusaha menghafal ayat-ayat Al-Qur’an yang diturunkan ALLAH SWT
lewat malaikat jibril AS. Rasullah SAW selalu mempergunakan sebagian
malamnya untuk taqarrub, mendekatkan diri kepada kehadirat ALLAH. Melakukan
sholat dan membaca Al-Qur’an dengan tartil.
- Setisap
Rasullah SAW menerima ayat-ayat yang di wahyukan, beliau membacankanya kepada para sahaba
dan memerintahkan kepada mereka untuk menghafal dan kepada sahaba-sahabat
tertentu di printahkan oleh Rasullah SAW untuk menuliskannya
disarana-sarana yang memungkinkan waktu itu seperti pelepah-pelepah korma,
di tulang-tulng binatang,dll.
- Pada masa
Abu Bakar As-Shiddiq . atas anjuran Umar bin Khatab, Al-Qur’an dikumpulkan
disatu Mushaf oleh apnitia tunggal yaitu Zaud bin
Tsabit dengan beberapa pedoman kepada hafalan dan tulisan para sahabat.
- Pada masa
Usman bin Affan pembukuaan Al-Qur’an disempurnakan denagan menyusun surat
demi surat sesuai dengan ketentuan Rasullaa SAW dan menuliskannya dalam
satu sistem yang bisa menampung semua qira’at
yang benar.
- Pada
masa-masa berikutnya ulama selalu berusaha untuk menyempurnakan penulisan
dan pemeilharaan Al-Qur’an sehingga
lahirlah beberapa ilmu ilmu pengetahuan yang mendukung pemeliharaan
keaslian dan keutuhan Al-Qur’an,
seperti ilmu tajwid untuk qaidah-qaidah qira’ah, dan ilmu lainya.
FUNGSI AL-QUR’AN TERHADAP
KITAB-KITAB ALLAH SEBELUMNYA
- Nasikh, baik lafal maupun hukum, terhadap
kitab-kitab sebelumnya. Artinya semua kitab terdahulu dinyatakan tidak
lagi berlaku.
- Muhaimin,atau batu ujian terhadap kebenaran
kitab-kitab yang sebelumnya. Artinyan Al-Qur’an lah yang jadi
korektorterhadap perubahan-peribahan yang terjadi pada kitab-kitab
sebelumnya.
- Mushaddiq (menguatkan kebenaran-kebenaran)
pada
kitab-kitab ALLAH sebelumnya, sepertti tarat dan injil yang membawakan
petunjuk ALLAH dan cahaya
kebenaranya (ayat yang sama).
KEISTIMEWAAN AL-QUR’AN
- Berlaku
untuk seluruh umat manusia dimana dan kapanpun mereka berada sampai akhir
jaman.
“Maha Suci Allah yang telah
menurunkan Al-furqan (Al-Qur’an) kepada hambanya, agar dia menjadi pemberi
peringatan kepada seluruh alam.”(Al-Furqan 25:1).
- Ajaran
Al-Qur’an mencakup seluruh aspek kehidupan (As-syumul), seperti aspek ekonomi, polotik, hukum budaya,
seni, ilmu pengetahuan dam lain-lain.
“Tiada Kami alpakan sesuatu di dalam
Al-Qur’an ..”(Al-An’am 6:38).
- Mendapat
jaminan pemeliharaan dari ALLAH SWT dari segala bentuk penamabahan,
pengurangan dan pemalsuan.
“Seungguhnya Kamilah yang menurunkan
Az-Zikra(Al-Qure’an) dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.”(Al-Hijr
15:9)
B
- ALLAH SWT
menjadikan Al-Qur’an mudah untuk di pahami dan di hafal, dan di amalkan.
“sesungguhnya kami telah memudahkan
Al-QUR’AN untuk di ingat, maka dakah orang yang mengambil
pelajaranya?”(Al-Qamah 54:17).
- Al-Qur’an
berfungsi sebagai nasikh, muhaimin dan
mushadiq, terhadap kitab
suci sebelumnya.
- Al-Qur’an
berfungsi sebagai mukjijat bagi Nabi Muhammad SAW.
MUKJIZAT AL-QUR’AN ITU DAPAT DI
LIHAT DARI BEBERAPA ANALISR BERIKUT INI:
- Gaya
bahasa Al-Qur’an yang mengagumkan, yang tidak bisa di tandingi oleh
siapapun.
- Kandungan
Al-Qur’an mengenai sejarah dan ramalan hidup manusia yang menabjubkan.
- Al-Qur’an sebagai ilmu pengetahuan.
- Al-Qur’an
sebagai sebagai pedoman seluruh kehidupan manusia.
- Al-Qur’an, kitab Suci yang bebes dari
kesalahan-kesalahan.
- Penerimaan
wahyu Al-Qur’an, Nabi MUHAMMAD SAW, seorang nabi yang ummi.
- Isi
Al-Qur’an yang ter pelihara dari usaha pemalsuan.
E.
PERBEDAAN IMAN KEPADA AL-QUR’AN
DENAGAN IMAN KEPADA KITAB-KITAB SUCI LAINYA
Seorang muslim wajib mengimani semu
kitab-kitab Suci yang telah diturunkan oleh ALLAH SWT kepada para Nabi dan
Rasull-Nya, baik yang disebut nama dan kepada siapa diturunkan maupun yang tidak disebut. Jika ada hal-hal yang sama
yang masih berlaku dan di amalkan, itu hanyalah semata-mata karna di printahkan
Al-Qur’an bukan karena ada pada kitab suci sebelumnya. Sedangkan iman kepada
Al-Qur’an membawa konskuensi yang lebih luas seperri mempelajarinya,
mengamalkan dan mendakwahkannya serta membelanya dari serangan musuh-musuh
Islam.
Untuk lebih jelasnya kewajiban
seseorang muslim terhadap Al-Qur’an adalah sebagai berikut.
- Mengimani
bahwa Al-Qur’an adalah Kitab ALLAH yang terakhir yang berfungsi sebagai nasikh, muhaimin, dan mushabadiq
bagi kitab-kitab Suci sebelumnya.
- Mempelajari
Al-Qur’an baik cara membacanya(ilmu
tadwid dan ilmu qiraah),
makna dan tafsirnya ( terjah dan tafsir Al- Qur’an) maupun ilmu-ilmu lain
yang berhubungan dengan Al-Qur’an .
- Membaca
Al-Qur’an sebanyak dan sebaik mungkin ( Al-Muzammil 73:4, 20).
- Mengamalkan
ajaran Al-Qur’an dalam seluruh kehidupannya, baik kehidupan pribadi, berkeluarga, bermasyarakat,
bernegara mupun kehidupan internasional.
- Mengajarkan
Al-Qur’an kepada orang lain
sehingga mereka dapat membaca, memahami dan mengamalkanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Ucapkan Salam