7 November 2014

KITAB-KITAB ALLAH (RINGKASAN)

BAB 4
KITAB-KITAB  ALLAH


A.  PENGERTIAN KITAB ALLAH
Secara etimologis kata kitab adalah bentuk masdar dari kata ka-ta-ba yang berarti menulis. Setelah jadi masdar berarti tulisan, atau yang di tulis. Bentuk jwmak dari kitab adlah kutub.
Kata al-kitab dalam Al-qur’an dipakai untuk beberapa pengertian:
1.    Menunjukan semua kitab suci yang parnah diturunkan kepada para Nabi dan Rasul.
“bukanlah menghadapkan wajah mu kearah timur dan barat itu suatu kebajiban, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, Hari Akhir, Malikat-Malikat, Al-Kitab(Kitab-Kitab Suci), dan Nabi-Nabi..”(Al-Baqarah 2:177)
2.    Menunjukan semua kitab suci yang diturunkan sebelum AL-qur’an.
“berkatalah orang-orang kafir “kamu bukanlah seorang yang di jadikan Rasul” Katakanlah “cukup Allah menjadi saksi antaraku dan kamu dan antar orang-orang yang mempunyai ilmu tentang Al-Kitab (Kiatb-Kitab Suci sebelum Al-Qur’an).”(Ar-Ra’ad13:43)


3.    Menunjukan kitab suci tetentu sebelum al-qur’an,  misalnya Taurat:
“dan sesungguhnya kami telah mendatangkan Al-Kitab (Taurat) kepada Musa..”(Al-Baqarah 2: 87).
4.    Menunjukan kita suci al-qur’an secara khusus.
“Al-Kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada kekurangan padanya; petunjuk bagi orang-orang yang bertaqwa.”(Al-Baqarah 2: 2).
Disamping al-kitab, untuk menunjukan kitab suci yang diturunkan ALLAH SWT kepada para Nabi dan Rasulnya, al-qur’an memakai juga istilah:
1.      Shuhuf, bentuk jamak yang berarti lembaran.
2.      Zubur, bentuk jamak dari jabur yang berati buku.
3.      Zabur, bentuk mufret dari zabur, dipakai khusu untuk kitab suci yang diturunkan kepada nabi daud alaihi As-Salam.



B.  KITAB-KITAB  ALLAH SEBAGAI WAHYU
karena kitab-kitab suci   yang diturunkan oleh Allah SWT kepada para nabi dan rosulnya itu adalah kumpulan dari wahyu-wahyunya.
Kata wahyu secara etimologis adalah brentuk msdar dari kata auha. Secara terminologis , wahyu adalah kalam ALLAH yang diturunkan kepada Nabi dan Rasul-Nya. Disamoing itu Al-Qur’an menggunakan kata wahyu untuk pengertian lain, di antaranya:

1.    Ilham fitri, yang di beriakn kepada manusia.
“dan kami Wahyukan (ilhamkan) kepada ibu Musa: susukanlah dia(Al-Qasash 28: 7).
2.    Instink, yang diberikan kepada hewan-hewan.
“Dan Tuhanmu mewahyukan (memberikan instink) kepad lebah :”buat sarang-sarang  di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia.”(An-Nahl 16: 68).
3.    Isyarat yang cepat dengan membari tanda dan kode-kode tertentu.
“ Maka ia keluar dari Mihrab, menuju kaumnya, lalu ia mewahyukan (membri isyarat) kepad mereka, hendaklah kamu bertasbih di waktu pagi dan petang.”(Maryam 19: 11)



4.    Bisikan syaitan kepada manusia untuk menggoda dan menipunya.
“Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap Nabi itu yaitu musuh syaitn dari jenis-jenis manusia dan jin, sebagai mereka mewahyukan (membisikkan) kepada sebagian yang lain perkatan-perkataan yang indah untuk menipu (manusia).”(Al-An’am 6:112).
5.    Perintah ALLAH SWT kepada para Malikatnya.
“Ingatlah tuhanmu mewahyukan (memerintahkan) keada para malaikat:”sesungguhnya Aku Bersama Kamu, maka teguhlah hati orang-orang yang beriman..”(Al-Anfal 8: 12).
Wahyu dalam pengertian kalam Allah itu diturunkan oleh ALLAH SWT kepada para Nabi dan Rasul-Nya melalui tiga cara yaitu:
1.       melalui mimpi yang benar (Ar-ru’ya As-Shaqisdah filmanam).
2.      Kalam ilahi dalam balik tabir ( Min wara’Al-hijab) seperti perintah sholat fardu yang diterima ileh Nabi Muhammad SAW waktu Isra’Mi’raj.
3.      Melalui malaikat jibril  Alaihi As-salam.
Demikian pengertia wahyu dan cara turunya kepada para Nabi dan Rasul.



C.  KITAB-KITAB ALLAH SEBELUM AL-QUR’AN
Yang disebutkan dalam al-qur’an ada 5(lima); tiga dalam bentuk kitab yaitu Taurat, Zabur dan Injil, dan dua dalam bentuk shuhuf yaitu shuhuf ibrahim dan musa. Itulah kelima Kitab Suci yang diturunkan oleh ALLAH SWT nama dan kepada sia[a yang diturunkan.
Kitab-kitab Allah diturunkan sebelum kita suci Al-Qur’an tidaklah bersifat universal seperti Al-Qur’an, tapi hanya bersifat lokal intuk umat tertentu, dan juga tidak berlaku untuk sepanjang masa. Oleh karena itu Allah tidak memberikan jaminan terpelihara keaslianya atau keberadaan kitab-kitab tersebut sepanjang jeman sebagai mana halnya Allah memberikan jaminan terhadap Al-Qur’an.


“Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Rasul pada tiap-tiap umat, (untuk menyerukan): “sembahlah Allah saja, dan jauhilah thaghut.”(An-Nahl 16: 36)
Dari semua Kitab-Kitab suci yang diturunkan oleh ALLAH SWT sebelum Al-Qur’an sebagai mana sudah diterangkan  di atas tidak satupin lagi yang sampai kepada kita secara utuh  sebagaiman diturunkan dahulu. Alasan yasain setelah penulisan lengkapi debngan sumber lain adalah sebagai berikut:



1.      Tidak ada  satupun naskah dari semua kitab suci yang turun sebelum Al-Qur’an terpalihara sampai sekarang.emuanya telah hilang.
2.      Kitab-kitab tersebut sudah tercampur dengan ucapan manusia, baik berupa tafsir, sejarah hidup para Nabi dan murid-murid mereka,kesimpulan para ahli hukum, dll.
3.      Tidak ada satupun kitab-kitab suci tersebut yang  secara sah adpat di nisbahkan kepada rasul yang sudah membawanya masing-masing kitab tersebut, dan tidak pula mempunyai sanad sejarah yang di percaya.
4.      Terdapat pertentangan antara satu bagian dan satu bagian yang lain, antara satu kitab dengan kitab yang lain.
5.      Terdapat pelajaran yang batil tentang ALLAH SWT dan beberapa Rasul-Nya.

D.  AL-QUR’AN SEBAGAI KITAB ALLAH YANG TERAKHIR
Kitab Suci terakhir yang diturunkan ALLAH SWT  adlah Al-Qur’an Al-Karim yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW dalam rentang waktu lebih kurang 23 tahun.
 KEUTUHAN DAN KEASLIAN AL-QUR’AN
Bebeda dengan kitab suci sebelumnya, Al-Qur’an  terjamin keutuhannya dan keaslianya. Kemudian yang kudua karena adanya usaha-usaha yang msnusiawi dilakukan sejak jaman Rasullah SAW oleh para sahabat di bawah bimbingan Rasullah SAW dan oleh genersai berikutnya dan dan setiap generasi kemudian. Usaha-usaha tersebut dapat kita lihat antara lain dalam nuktah-nuktah.



  1. Rasullah SAW – sebagi sorang yang ummi – berusaha menghafal ayat-ayat  Al-Qur’an yang diturunkan ALLAH SWT lewat malaikat jibril AS. Rasullah SAW selalu mempergunakan sebagian malamnya untuk taqarrub, mendekatkan diri kepada kehadirat ALLAH. Melakukan sholat dan membaca Al-Qur’an dengan tartil.
  2. Setisap Rasullah SAW menerima ayat-ayat yang di wahyukan,  beliau membacankanya kepada para sahaba dan memerintahkan kepada mereka untuk menghafal dan kepada sahaba-sahabat tertentu di printahkan oleh Rasullah SAW untuk menuliskannya disarana-sarana yang memungkinkan waktu itu seperti pelepah-pelepah korma, di tulang-tulng binatang,dll.
  3. Pada masa Abu Bakar As-Shiddiq . atas anjuran Umar bin Khatab, Al-Qur’an dikumpulkan disatu Mushaf  oleh apnitia tunggal yaitu Zaud bin Tsabit dengan beberapa pedoman kepada hafalan dan tulisan para sahabat.
  4. Pada masa Usman bin Affan pembukuaan Al-Qur’an disempurnakan denagan menyusun surat demi surat sesuai dengan ketentuan Rasullaa SAW dan menuliskannya dalam satu sistem yang bisa menampung semua qira’at yang benar.
  5. Pada masa-masa berikutnya ulama selalu berusaha untuk menyempurnakan penulisan dan pemeilharaan Al-Qur’an  sehingga lahirlah beberapa ilmu ilmu pengetahuan yang mendukung pemeliharaan keaslian dan keutuhan  Al-Qur’an, seperti ilmu tajwid untuk qaidah-qaidah qira’ah, dan ilmu lainya.


FUNGSI AL-QUR’AN TERHADAP KITAB-KITAB ALLAH SEBELUMNYA 
  1. Nasikh, baik lafal maupun hukum, terhadap kitab-kitab sebelumnya. Artinya semua kitab terdahulu dinyatakan tidak lagi berlaku.
  2. Muhaimin,atau batu ujian terhadap kebenaran kitab-kitab yang sebelumnya. Artinyan Al-Qur’an lah yang jadi korektorterhadap perubahan-peribahan yang terjadi pada kitab-kitab sebelumnya.
  3. Mushaddiq (menguatkan kebenaran-kebenaran) pada kitab-kitab ALLAH sebelumnya, sepertti tarat dan injil yang membawakan petunjuk ALLAH  dan cahaya kebenaranya (ayat yang sama).

KEISTIMEWAAN AL-QUR’AN
  1. Berlaku untuk seluruh umat manusia dimana dan kapanpun mereka berada sampai akhir jaman.
“Maha Suci Allah yang telah menurunkan Al-furqan (Al-Qur’an) kepada hambanya, agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam.”(Al-Furqan 25:1).
  1. Ajaran Al-Qur’an mencakup seluruh aspek kehidupan (As-syumul), seperti aspek ekonomi, polotik, hukum budaya, seni, ilmu  pengetahuan dam lain-lain.
“Tiada Kami alpakan sesuatu di dalam Al-Qur’an ..”(Al-An’am 6:38).
  1. Mendapat jaminan pemeliharaan dari ALLAH SWT dari segala bentuk penamabahan, pengurangan dan pemalsuan.
“Seungguhnya Kamilah yang menurunkan Az-Zikra(Al-Qure’an) dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.”(Al-Hijr 15:9)

B


  1. ALLAH SWT menjadikan Al-Qur’an mudah untuk di pahami dan di hafal, dan di amalkan.
“sesungguhnya kami telah memudahkan Al-QUR’AN untuk di ingat, maka dakah orang yang mengambil pelajaranya?”(Al-Qamah 54:17).
  1. Al-Qur’an berfungsi sebagai nasikh, muhaimin dan mushadiq, terhadap kitab suci  sebelumnya.
  2. Al-Qur’an berfungsi sebagai mukjijat bagi Nabi Muhammad SAW.



MUKJIZAT AL-QUR’AN ITU DAPAT DI LIHAT DARI BEBERAPA ANALISR BERIKUT INI:
  1. Gaya bahasa Al-Qur’an yang mengagumkan, yang tidak bisa di tandingi oleh siapapun.
  2. Kandungan Al-Qur’an mengenai sejarah dan ramalan hidup manusia yang menabjubkan.
  3. Al-Qur’an  sebagai ilmu pengetahuan.
  4. Al-Qur’an sebagai sebagai pedoman seluruh kehidupan manusia.
  5. Al-Qur’an,  kitab Suci yang bebes dari kesalahan-kesalahan.
  6. Penerimaan wahyu Al-Qur’an, Nabi MUHAMMAD SAW, seorang nabi yang ummi.
  7. Isi Al-Qur’an yang ter pelihara dari usaha pemalsuan.

E.  PERBEDAAN IMAN KEPADA AL-QUR’AN DENAGAN IMAN KEPADA KITAB-KITAB SUCI LAINYA
Seorang muslim wajib mengimani semu kitab-kitab Suci yang telah diturunkan oleh ALLAH SWT kepada para Nabi dan Rasull-Nya, baik yang disebut nama dan kepada siapa  diturunkan maupun yang  tidak disebut. Jika ada hal-hal yang sama yang masih berlaku dan di amalkan, itu hanyalah semata-mata karna di printahkan Al-Qur’an bukan karena ada pada kitab suci sebelumnya. Sedangkan iman kepada Al-Qur’an membawa konskuensi yang lebih luas seperri mempelajarinya, mengamalkan dan mendakwahkannya serta membelanya dari serangan musuh-musuh Islam.
Untuk lebih jelasnya kewajiban seseorang muslim terhadap Al-Qur’an adalah sebagai berikut.
  1. Mengimani bahwa Al-Qur’an adalah Kitab ALLAH yang terakhir yang berfungsi sebagai nasikh, muhaimin, dan mushabadiq bagi kitab-kitab Suci sebelumnya.
  2. Mempelajari Al-Qur’an baik cara membacanya(ilmu tadwid dan ilmu qiraah), makna dan tafsirnya ( terjah dan tafsir Al- Qur’an) maupun ilmu-ilmu lain yang berhubungan dengan Al-Qur’an .
  3. Membaca Al-Qur’an sebanyak dan sebaik mungkin ( Al-Muzammil 73:4, 20).
  4. Mengamalkan ajaran Al-Qur’an dalam seluruh kehidupannya, baik kehidupan  pribadi, berkeluarga, bermasyarakat, bernegara mupun kehidupan internasional.
  5. Mengajarkan Al-Qur’an  kepada orang lain sehingga mereka dapat membaca, memahami dan mengamalkanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ucapkan Salam