1.
Tes
diagnostik
Seorang guru yang baik, tentu akan
merasa bahagia apbila dapat membantu siswanya sehingga dapat mencapai kemajuan
secara maksimal sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.
Untuk mengetahui apakah bantuan yang
diberikan sudah memadai, maka diadakan suatu penilaian. Namun, informasi
penilaian itu tidak akan ada gunanya seandanya tidak digunakan untuk bahan
pertimbangan bagi tindakan selanjutnya.
Seperti halnya kerja seseorang dokter, sebelum menentukan obat apa
yang akan diberikan kepada si pasien, dokter melakukan pemeriksaan terlebih
dahulu. Misalnya, memeriksa denyut nadi, suara napas, reaksi lutut, urine,
darah, dan sebagainya. Mengadakan pemeriksaan ini disebut mengadakan diagnosis.
Sedangkan mengadakan pengobatan disebut mengadakan terapi. Demikian juga
seorang guru terhadap siswa. Sebelum dapat memberikan bantuan dengan tepat,
guru harus mengadakan tes yang maksudnya untuk mendiagnosis. Tes ini disebut
tes diagnostik.
2.
Tes
Formatif
Dari kata form yang merupakan dasar
dari istilah formatif, maka evaluasi formatif dimaksudkan untuk mengetahui
sejauh mana siswa telah terbentuk setelah mengikuti program tertentu. Dalam hal
ini tes formatif dapat juga dipandang sebagai tes diagnostik pada akhir
pelajaran.
Evaluasi formatif atau tes formatif
diberikan pada akhir setiap program. Tes ini merupakan post-test atau tes akhir
proses.
3.
Tes
Sumatif
Evaluasi sumatif atau tes sumatif
dilaksanakan setelah berakhirnya pemberian sekelompok atau sebuah program yang
lebih besar. Dalam pengalaman disekolah, tes formatif dapat disamakan dengan
tes ulangan harian, sedangkan tes sumatif ini dapat disamakan dengan ulangan
umum yang biasanya dilaksanakan pada tiap akhir semester.
Sumber: (Dasar-dasar evaluasi
pendidikan, Prof. Dr. Suharsimi Arikunto, halaman, 50-53)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Ucapkan Salam