UJIAN TENGAH SEMESTER
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
NAMA: NASRUDIN
NIM: 20120720089
1.
Dari kasusu yang telah ada, bisa dikatakan bahwa perencanaan
pendidikan di Indonesia kurang dari kata memuaskan bahkan bisa dikatakan tidak
memuaskan. Bagaimana tidak, sumber dana yang semestinya di kelola dengan baik
dan dipergunakan dengan sebaik mungkin untuk dana perencanaan pendidikan malah
di korupsi oleh para petinggi yang haus akan harta. Dana yang semestinya
digunakan utuk membeli berbagai alat yang berfungsi untuk pengembangan
pendidikan juga ikut di korupsi. Dan dana yang sebenernya di upayakan untuk
memenuhi perencanaan juga di korupsi. Sudah semua yang bersangkutan dalam
perencanaan pendidikan telah di korupsi, sehingga pelaksaanaan perencanaan
tidak bisa mencapai hasil yang maksimal.
2.
Kasus yang ada tidak sesuai dengan fungsi perencanaan dan ciri
perencanaan yang baik. Karena tidak adanya pengendalian dana yang akan
digunakan oleh para instansi dalam perencanaan sistem, sehingga mengakibatkan
praktik korupsi terjadi didalam perencanaan sistem tersebut dan membuat
perencanaan sistem menjadi tidak sesuai dengan apa yang di harapkan bisa
dikatakan jauh dari memuaskan. Itu pengaruh kurangnya pengendalian dalam bidang
keungan yang akan menjadi sumber dana untuk perencanaan sistem. Solusinya, agar
setiap tindakan yang menyangkut perencanaan sistem dilakukan pengendalian yang
sangat baik, supaya hal ataupun kejadian-kejadian yang tidak di inginkan bisa
di minimalisir, sehingga bisa mencapai hasil yang memuaskan.
3.
Sebelum melaksanakan tidakan pastilah merencanakan tindakan yang
akan dilakukan, menurut saya yang rawan terjadi persoaalan yaitu pada
pelaksanaan tindakannya, mengapa demikian, karena kebanyakan perencanaannya
bagus tetapi dalam tindakannya kurang bagus. Dalam tindakan setelah perencanaan
ada faktor-faktor yang mempengaruhi berjalannya perencanaan itu dengan baik,
misalnya ada beberapa oknum yang kurang berpengalaman dan kurang ahli dalam
bidang itu maka secara tidak langsung perencanaan yang semestinya berjalan
dengan baik malah menjadi kurang baik, Karena ada yang tidak bisa menguasai
dalam pelaksanaanya. Dan bukan hanya ada oknum yang kurang baik dalam
menjalankan perancanaan, melaikan adanya perubahan yang terdapat pada lapangan.
Solusinya, mengawasi para pelaksana tindakan yang sedang bertugas atau yang
sedang turun kelapangan melakukan tindakan. Dari pengawasan itu, seorang atasan
atau kepala pelaksanaan tindakan bisa melihat mana yang mesti dilakukan
penambahan ataupun penggantian, dan tidak boleh dilupakan juga supaya selalu
melihat keadaan lapangan yang menyangkut dengan pelaksanaan perencanaan supaya
tidak ada lagi kesalahan yang begitu fatal yang menimbulkan permasalahan.
4.
Ringkasan Teori Perencanaan
Pendidikan Berdasarkan Pendekatan Sistem ( Endang Soenaryo)
BAB
II
KONSEP,
ANALISIS, DAN PENDEKATAN SISTEM
A. Konsep Sistem
Sistem
adalah seperangkat unsur yang secara teratur saling berkaitan sehingga
membentuk suatu totalitas. Adapun klasifikasi sistem terdiri atas: Pertama,
sistem yang berstruktur statis atau tingkatan yang berbentuk kerangka; kedua,
sistem dinamis sederhana yang ditetapkan sebelumnya, sistem ini dapat
diumpamakan seperti cara kerja sebuah jam; ketiga, sistem sibernetik
(cybernetic) atau nama panggilannya sistem termostat-sistem ini secara otomatis
memelihara keseimbangannya sendiri; keempat, sistem terbuka; kelima, sistem
genetik seperti tumbuh-tumbuhan; keenam, sistem hewani; ketujuh, sistem insani
sebagai makhluk hidup; kedelapan, sistem
sosial atau sistem kehidupan sosial; dan kesembilan, sistem transendental.
Di
dalam suatu sistem yang kompleks seperti sistem sosial termasuk di dalamnya
sistem pendidikan, kejelasan hierarki atau struktur sistem sangat penting.
Sesuatu dapat dinamakan sistem bila terjadi hubungan atau interrelasi dari
interdependensi baik internal maupun eksternal antarsubsistem. Interaksi,
interrelasi, interdependensi itu disebut hubungan internal. Bila interaksi,
interrelasi, dan interdependensi itu terjadi antarsistem, hubungan itu disebut
hubungan eksternal. Hubungan antarsubsistem atau antarkomponen dimana hubungan
itu terjadi dengan sendirinya dan tergantung dari subsistem/komponen lain,
hubungannya itu disebut hubungan deterministik.
Pengaruh
yang menunjang, memperkuat, mempercepat fungsi perubahan atau pertumbuhan suatu
sistem atau subsistem, maka hubungan itu disebut hubungan fungsional. Sebaliknya,
bila akibat dari hubungan itu menimbulkan pengaruh yang menghambat atau
mencegah, maka hubungan itu disebut disfungsional.
Pada dasarnya
sistem hanya terdiri atas dua jenis, yaitu sistem tertutup dan sistem terbuka.
Sistem tertutup didalam proses kerjanya tidak dipengaruhi oleh lingkungannya,
sedangkan sistem terbuka didalam proses kegiatannya memperoleh masukan atau
berhubungan secara dinamik dengan sistem yang lain diluar lingkungan sistemnya.
Lingkungan suatu sistem merupakan pembeda antara satu sistem dengan sistem yang
lain.
Untuk
dapat memahami secara lebih mendalam mengenai konsep lingkungan yang merupakan
batas suatu sistem, perlu dipahami konsep interfase. Konsep interfase adalah
suatu konsep yang menggambarkan persatuan atau pertemuan antara satu sistem
dengan sistem yang lain. Makin terbuka suatu sistem seperti sistem pendidikan,
makin banyak wilayah persentuhannya.
Konsep
terpenting yang harus dipahami dalam membicarakan konsep sistem adalah konsep
entropy. Entropy adalah suatu istilah yang
menggambarkan suatu keadaan yang tidak teratur dalam suatu sistem.
Melalui istilah entropy dapat dipahami kemampuan dan keterbatasan suatu sistem
dalam mencapai fungsi dan tujuannya.
B. Analisis Sistem
Analisis
sistem adalah cara berpikir berdasarkan teori umum sistem (General System
Theory). Kajian analisis sistem ditujukan untuk menghindari berbagai kesalahan
yang berskala besar dan memberikan atau menyampaikan suatu daftar pilihan
kepada pengambil keputusan yang menggambarkan berbagai ramuan keefektifan
perincian biaya untuk dijadikan pertimbangan dalam menetukan pilihan. Analisis
sistem berupaya mendesain pemecahan masalah baru dari memperluas jangkauan
berbagai alternatif dan melakukan pemilihan alternatif terbaik dari berbagai
alternatif yang telah ditentukan.
Analisis sistem
merupakan suatu metode yang sangat mendasar untuk memahami hubungan sistem
dengan lingkungannya. Dalam penegrtian umum analisis sistem merupakan pedoman
berpikir yang menyajikan suatu kerangka kerja yang dapat digunakan oleh metode
analisis yang lain.
C. Pendekatan Sistem
Pendekatan
sistem merupakan desain metodologi, kerangka kerja konseptual, metode ilmiah
baru, teori keorganisasian, sistem manajemen, metode rekayasa riset operasi,
dan metode untuk meningkatkan efisiensi biaya serta metode untuk menerapkan
teori umum sistem.
Sebagai desain
metodologi, pendekatan sistem merupakan alat bantu bagi para pengambil
keputusan dengan cara mempertimbangkan semua permasalahan yang berkaitan dengan
keputusan yang akan diambilnya, sedangkan pendekatan sistem sebagai kerangka
konseptual bertujuan untuk mencari berbagai persamaan dan berbagai
kecenderungan fenomena yang ada dengan menggunakan analisis multidisiplin.
BAB
III
PERENCANAAN
PENDIDIKAN
A. Tinjauan Historis
Konsep
dasar perencanaan pendidikan telah dikenal sejak bangsa Sparta melancarkan
sistem pendidikan yang ditujukan untuk membentuk manusia Sparta guna
kepentingan pembangunan di bidang militer, sosial dan ekonomi 25 abad yang
lalu.
Pada masa
dinasti Han di dataran Cina, dan pada masa peradaban Inca di Peru telah
dilakukan penyusunan atau suatu perencanaan pendidikan. Ketika itu Comenius
telah menyusun suatu kerangka dasar organisasi dan administrasi sekolah yang
bersifat terpusat.
Pada
abad ke 18 telah ditemukan berbagai karya yang berkaitan dengan rencana
pendidikan, dan yang paling terkenal yaitu perencanaan Universitas di Rusia.
Setelah perang dunia ke 1, Rusia dalam rencana pembangunan lima tahun 1 (1923)
merupakan negara pertama yang menerapkan konsep perencanaan pendidikan. Setelah
perang dunia ke 2, timbul berbagai pergolakan sosial dan ledakan penduduk yang
tidak terduga. Sementara sumber-sumber makin langka. Beberapa negara di Eropa
mulai memandang bahwa perencanaan pendidikan itu penting.
Pada
tahun 1951, Prancis membentuk komisi perencanaan untuk pembangunan sekolah.
Universitas pengetahuan dan seni. Sejak tahun 1950 dan seteusnya beberapa
negara yang baru memperoleh kemerdekaan mulai menerapkan perencanaan pendidikan
sebagai instrumen untuk meningkatkan pembangunan penddikannya.
Mulai tahun
1956-1965 telah dilakukan berbagai konfrensi, seminar, dan lokakarya baik pada
tingkat internasional, regional, maupun nasional. Sebagai tindak lanjut dari
konfrensi Santisgo di Chilli yang diikuti dengan seminar di Washington,
diadakan suatu study tentang hubungan antara pendidikan dan ekonomi. Konfrensi
Karachi telah menghasilkan rencana kerja pembangunan pendidikan di wilayah Asia
yang kemudian melahirkan Karachi Plan.
Konfrensi
Tokyo diberi mandat oleh Konfrensi Karachi untuk meninjau balik bebagai
kemajuan dan kesulitan-kesulitan dalam pelaksanaan Karachi Plan dan laporan
studi pendidikan. Selanjutnya diadakan konfrensi Bangkok, dalam konfrensi ini
tersebut direkomendasikan suatu draft pembangunan di negara-negara Asia.
Dalam
perkembangannya di negara Indonesia, Enoch mengemukakan bahwa gema isu
perencanaan pendidikan sampai di Indonesia sekitar tahun 1968, yaitu dengan
dilaksanakannya suatu Proyek Penilaian Nasional Pendidikan (PPNP). Hasil PPNP
telah menarik perhatian UNESCO/UNDP, yang pada akhirnya mereka bersedia
membantu Indonesia untuk mengembangkan perencanaan pendidikan.
B. Tinjauan Konsepsional
Sebagaimana
telah diutarakan pada tinjauan historis bahwa sampai dengan tahun 1960-an,
perencanan pendidikan belum mendapatkan perhatian secara luas. Namun setelah
dua dasawarsa, konsep perencanaan pendidikan dalam konteks pembangunan sosial
dan ekonomi mulai mendapatkan pengakuan secara luas.
Konsep
prencanaan pendidikan merupakan suatu konsep yang bersifat eklitik yang diramu
dari berbagai disiplin ilmu, terutama dari konsep dan metode perencanaan
ekonomi yang sudah lama berkembang. Tujuan dan fungsi pendidikan menrupakan
pangkal tolak dalam perencanaan pendidikan.
1. Sudut
Pandang dalam Perencanaan
Ada empat
kategori utama dalam tradisi perencanaan. Keempat tradisi itu masing-maing
adalah penganut filsafat sintetis, penganut filsafat rasionalisme, penganut
perkembangan organisasi dan penganut empirisme.
2. Proses
Perencanaan
Kunci utama
kegiatan perencanaan adalah proses perencanaan itu sendiri. Proses perencanaan
adalah suatu cara pandang yang logis mengenai apa yang ingin dilakukan,
bagaimana cara melakukannya, dan bagaimana cara mengetahui apa yang
dilakukannya. Proses perencanaan adalah proses yang dapat membantu dalam
pengambilan keputusan.
Aplikasi konsep
sistem atau pendekatan sistem terhadap perencanan didasarkan pada pandangan
atau pendapat bahwa perecanaan merupakan suatu proses yang bersifat terbuka,
dimana setiap kegiatan mempunyai hubungan yang bersifat suksesif, integratif,
interdepensi antara suatu kegiatan dengan kegiatan lainnya. Bersifat suksesif
karena setiap keluaran dari suatu kegiatan akan merupakan masukan bagi kegiatan
berikutnya.
3. Pembabakan
Perencanaan
a. Perencanaan Jangka
Panjang
Perencanaan
Jangka Panjang atau perencanaan strategi adalah merupakan suatu proses
pemilihan tujuan, penentuan kebijakan, strategi, sasaran, dan program untuk
mencapai tujuan jangka panjang. Perencanaan jangka panjang pada hakikatnya mengaitkan
tiga jenis rencana sekaligus, yaitu rencana jangka panjang itu sendiri, rencana
jangka menengah, rencana jangka pendek.
Perencanaan
jangka panjang memiliki tiga karakteristik yaitu :
1) Bersifat studi perkiraan tentang masa
depan.
2) Merupakan suatu perencanaan untuk
mencapai tujuan yang ideal dan perkembangan masyarakat yang fundamental dimasa
depan.
3) Bersifat indikatif.
b. Perencanaan
Jangka Menengah
Perencanaan
jangka menengah merupakan suatu siklus yang efektif dan efisien. Dalam
perencanaan jangka menengah atau perencanaan lima tahun di Indonesia, tujuan
dan sasaran dapat dinyatakan secara
jelas. Perencanaan jangka menengah sering pula dikaitkan dengan periode
pemerintahan dan dengan berbagai perjanjian internasional. Perencanaan jangka
menengah mempunyai dua sifat, yaitu: sifat indukatif dan sifat direkatif.
c. Perencanaan
Jangka Pendek
Perencanaan
jangka pendek atau perencanaan tahunan merupakan suatu proses penyusunan suatu
rencana untuk mencapai tujuan dan sasaran tertentu yang akan dilaksanakan dalam
satu tahun. Perencanaan tahunana pada hakikatnya merupakan perintah pelaksanaan
dari perencanaan lima tahunan.
d.Tujuan dan
Fungsi Pendidikan
Tujuan
dan fungsi pendidikan merupakan subtansi perencanaan pendidikan yang amat penting
dan stategis. Tujuan dan fungsi pendidikan sukar untuk dipisahkan. Terdapat
empat fungsi pendidikan, yaitu pendidikan sebagai lembaga sosialisasi, lembaga
untuk mengejar prestasi, lembaga mekanisme pasar, dan lembaga proses seleksi.
Tujuan
pendidikan di sekolah adalah untuk menghasilkan hubungan kekuatan yang ada,
dominasi salah satu kelompok terhadap kelompok yang lain, dari generasi yang
satu dengan yang lain tanpa menggunakan kekerasaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Ucapkan Salam