28 Desember 2014

RIVIEW BUKU perkembangan peserta didik (tugas IT)

REVIEW BUKU

 



Judul Buku        : Perkembangan Peserta Didik
Penulis               : Prof. Dr. H. Sunarto dan Dra. Ny. B. Agung Hartono
Penerbit              : PT RINEKA CIPTA, Jakarta Kompleks Perkantoran Mitra Mataram                                 Blok B No. 1-2
ISBN                 : 978-979-518-826-1
Tahun Terbit      : 2013
Tebal Buku        : ix, 245 hlm; 20,5 cm

Di dalam buku ini terdapat tujuh (7) bab yang membahas mengenai perkembangan peserta didik. Baiklah langsung saja saya akan mereview isi dari buku ini, dan apa bila nantinya ada sebuah kesalahan dalam penulisan dan bahasa yang kurang baik saya selaku orang yang merivew saya meminta maaf.
BAB I KARAKTERISTIK DAN PERKEMBANGAN INDIVIDU
   Individu adalah manusia yang berkedudukan sebagai pribadi utuh, pilah, tunggal, dan khas. Ia sebagai subjek yang merupakan satu kesatuan psiko-fisik dengan berbagai kemampuanya untuk berhubungan dengan lingkungan, dengan sesama, dan dengan tuhan yang menciptakannya. Manusia terus menerus mengalami pertumbuhan fisik dan perkembangan psikis. Pertumbuhan perkembangan tersebut dialami semenjak manusia masih dalam kandungan.
Kelahiran merupakan satu fase pertumbuhan fisik secara lengkap, yang ditandai setiap organ atau bagian tubuh telah mampu berfungsi. Pertumbuhan dan perkembangan manusia dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain keturunan, sosial ekonomi, sosial kulturasi, kesehatan, dan latar belakang kehidupan keluarga.
Pertumbuhan fisik lebih lanjut berlangsung sejak bayi lahir, dan masing0asing organ mencapai tingkat kematangan dan mampu menjalankan fungsinya dengan baik. Kematangan pertumbuhan fisik yang ditandai oleh berfungsinya masing-masing organ, berpengaruh terhadap perkembangan non fisik, seperti berfikir, bahasa, sosial, emosi, dan pengelaman terhadap nilai, norma dan moral.
BAB II PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN REMAJA
Manusia senantiasa mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan adalah perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal pada anak yang sehat, dalam perjalanan waktu tertentu.
Pertumbuhan fisik di pengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain faktor nutrisi yang telah terasa sejak bayi belum lahir dan sesudah lahir, faktor perawatan yang menyangkut perawatan fisik maupun psikis seperti kasih sayang atau cinta kasih.
Perkembangan merupakan proses perubahan dalam pertumbuhan pada suatu waktu sebagai fungsi kematangan dan interaksi dengan lingkungannya. Dengan kata lain perkembangan merupakan perubahan fungsional yang dipengaruhi oleh pencapaian tungkat kematangan fisik.
Proses pertumbuhan di tandai oleh perubahan menuju kesempurnaan struktur dan bentuk tubuh secara ideal. Perubahan-perubahan yang dimaksud dapat berbentuk perubahan ukuran dan perbandingan, penggantian hal-hal yang lama dan memperoleh yang baru untuk lebih dapat menjalankan fungsinya dengan baik. Secara keseluruhan akan menentukan perbandingan ideal tentang struktur tubuh manusia.
Proses pertumbuhan pada saatnya akan mencapai tingkat kematangan dan dengan demikian akan berpengaruh terhadap perkembangan sosio-psikologis, seperti kemampuan berfikir, kemampuan berbahasa, kemampuan bersosialisasi, dan kemampuan mengendalikan emosi.
Semua proses pertumbuhan dan perkembanagn akan berjalan dengan irama dan ritme yang teratur, sehingga dapat diidentifikasi menurut dan mengikuti hukum-hukum pertumbuhan dan perkembangan yang dapat dipercaya (moton).
Hukum pertumbuhan antara lain adalah hukum ceppholocoudal yang artinya pertumbuhan fisik dimulai dari kepala ke arah kaki dan hukum Proximodistal yang artinya pertumbuhan fisikberpusat pada sumbu dan mengarah ke tepi.
Hukum perkembangan menyatakan bahwa perkembanagan ke maupuan sosio-psikologi berawal dari hal-hal yang umum menuju ke hal-hal yang khusus.  Perkembangan secara keseluruhan mengikuti periodisasi yang teratur, yang dari masa pre-natal, masa bayi, masa anak-anak, masa anak sekolah, remaja, dewasa, dan masa tua. Penahapan perkembangan ini mengikuti tahap perkembangan kemampuan kemampuan fungsi fisik.
Masa remaja dalah masa yang khusus, penuh gejolak karena pada pertumbuhan fisik terjadi ketidak seimbangan. Hal ini akan mempengaruhi perkembangan berfikir, bahasa, emosi, dan sosial anak. Gejala onani atau masturbasi timbul karena rangsangan kematangan seksual dan dorongan untuk mendapatkan kepuasan, yang di lain pihak merupakan tindakan untuk menghindari larangan norma sosial dan hukum.
Makna remaja banyak diartikan oleh pihak-pihak yang berkepentingan, baik hukum, ahli psikologi, maupun pandangan masyarakat yang mengaitkan dengan sistem budayanya. Secara umum anak dikaitkan mencapai masa remaja ditandai oleh kematangan fungsi seksual (pada wanita setiap bulan mengeluarkan sel telur dari indung telurnya dan bagi para pria setiap kali mimpi/mengeluarkan air mani) dan muncul tanda-tanda kelamin skunder.
Kebutuhan dibedakan atas kebutuhan primer dan kebutuhan skunder. Menurut Freud, dorongan yang paling menetukan munculnya kebutuhan adalah dorongan seksual, sehingga setiap dorongan untuk bertingkah laku senantiasa ada kaitannya dengan upaya untuk mencapai kenikmatan atau kepuasan seksual. Menurut Erickson dorongan primer itu pada dasarnya berkaitan dengan kepentingan bersosialisasi pandangan Erickson ini sejalan dengan pandangan Rogers. Kebutuhan normatif adalah sejenis kebutuhan yang berkaitan dengan kebutuhan mengembangkan diri yang disesuaikan dengan kondisi kehidupan sekarang dan diamsa depan.
Prilaku manusia disebabkan oleh dorong-dorong atau motif. Motif inilah yang mendorong individu sehingga muncul berbagai kebutuhan mislanya kebutuhan untuk mempertahankan diri dan kebutuhan untuk mengembangkan diri. Kebutuhan untuk berfasilitas dengan sesama dan kebutuhan untuk berpartisipasi merupakan kebutuhan-kebutuhan dasar manusia setelah mencapai jenjang remaja. Hal ini sejalan dengan pandapat Rogers dan Erickson.


BAB III PERTUMBUHAN FISIK
   Pertumbuhan fisik adalah perubahan-perubahan fisik yang terjadi dan merupakan gejala primer dalam pertumbuhan remaja. Perubahan fisik tersebut bukan saja menyangkut bertmabahnya ukuran tubuh dan berubahnya proporsi tubuh, melainkan juga meliputi perubahan ciri-ciri yang terdapat pada kelamin utama dan kedua. Baik pada remaja laiki-laki maupun wanita, perubahan fisik tersebut mengikuti urutan-urutan tertentu.
Pada dasarnya perubahan fisik remaja disebabkan oleh kelenjar pitutari dan kelenjar hypothalamus. Kedua kelenjar itu masing-masing menyebabkan terjadinya pertumbuhan ukuran tubuh dan merangsang aktivitas serta pertumbuhan ukuran tubuh dan merangsang aktivitas serta pertumbuhan alat kelamin utama dan kedua pada remaja. Kelenjar pituitari yang terletak di dasar otak mengeluarkan dua macam hormon, yaitu hormon pertumbuhan dan hormon gonadotropik yang berfungsi mengaktifkan kelenjar kelamin. Pertumbuhan fisik yang tepat akan dapat dicapai apabila terjadi keseimbangan kerja kelenjar pitutiri dan gonadotropik.
Pertumbuhan fisik remaja ditandai oleh 1).perubahan ukuran tubuh, yang selama masa remaja pertumbuhan tinggi badan bertambah 25 persen dan berat badan bertambah sekitar 200 persen atau dua kali lipat; 2).proporsi tubuh yang kurang proporsional; 3).ciri kelamin utama, yaitu kematangan fungsi alat kelamin utama pada wanita mengalami menstruasi pertama dan pada laki-laki mengalami “mimpi pertama”; dan 4). Ciri kelamin kedua seperti oinggul melebar dan mencuatnya puting pada susu pada wanita dan tumbuhnya kumis dan jenggot serta bulu disekitar kelamin, dan membesarnya jakun pada laki-laki.
Pertumbuhan fisik mempengaruhi oerkembangan tingkah laku remaja, yang hal ini tampak pada prilaku yang canggung dan proses penyesuaian diri remaja, isolasi dari pergaulan, prilaku emosional seperti gelisah dan mudah tersinggung serta “melawan” kewenangan dan semacamnya.
Remaja yang memperhatikan kelompok sebaya perlu mendapatkan perhatian dari para pendidik dalam proses pendidikan. Kegiatan seperti dorongan untuk belajar kelompok, pembentukan kelompok olah raga, kegiatan pramkuka, dan pembiasaan hidup sehat perlu dikembangkan. Di sekolah, kegiatan kokurikule dan ekstrakulikuler perlu diselenggarakan secara terprogram.

BAB IV PERKEMBANGAN INTELEK, SOSIAL, DAN BAHASA
   Intelek adalah kecakapan mental, yang menggambarkan kemampuan berfikir,. Banyak definisi tentang intelegensi namun makane intelgensi dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam berfikir dan bertindak. Kemampuan berfikir atau intelegensi diukur dengan tes intelegensi. Tes intelegensi yang terkenal adalah tes Beint-Simon. Hasil intelegensi dinyatakan dalam bentuk nilai IQ, dan hal itu banyak gunanya karena tingkat intelegensi berpengaruh terhadap banyak aspek.
   Kemampuan berfikir terhadap tingkah laku. Seseorang yang berkemampuan berfikir tinggi akan cekatan dan cepat dalam bertindak, terutama dalam menghadapi masalah. Hal ini akan berakibat pada pembentukan sikap mandiri. Sebaiknya seseorang yang berkemampuan berfikir kurang akan lebih bersifat tergantung.
Ciri-ciri pokok dalam perkembangan intelek remaja (yang telah berada pada tingkat berfikir operesional-formal)dapat disebutkan sebagai berfikir deduktif-hipotesis dan berfikir kombinatoris.
   Perkembangan intelegensi dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain pengalaman belajar termasuk berbagai bentuk latihan, lingkungan, terutama kondisi lingkungan keluarga. Oleh karena itu terdapat perbedaan kemampuan dan irama perkembangan inteligensi individu. Secara umum dapat dikenal pengelompokan individu berdasarkan tingkat kecerdasan dalam beberapa tingkat atau jenjang: kelompok anak berkelainan mental, kelompok anak bodoh, anak normal, anak pandai, anak cerdas, dan anak istemewa (jenius).
   Perkembangan sosial adalah berkembangnya tingkat hubungan antar manusia sehubungan dengan meningktanya kebutuhan hidup manusia. Perhatian remaja mulai tertuju pada pergaulan di dalam masyarakat dan ia (mereka) membentuk pemhaman tentang norma kehidupan yang kompleks. Pergaulan remaja banyak di wujudkan dalam bentuk kehidupan kelompok terutama kelompok sebaya dan sejenis.  Perkembangan sosial anak reamaja dipengaruhi oleh beberapa faktor, yakni: kondisi keluarga, kematangan anak, status sosial ekonomi keluarga, pendidikan, dan kapasitas mental terutama intelek dan emosi.



BAB V Perkembangan Efektif
   Emosi adalah wahana efektif yang kuat dan di tandai oleh perubahan-perubahan fisik. Pola emosi remaja sama dengan pola emosi masa kanak-kanak. Jenis emosi yang secara normal dialami antara lain: cinta, gembira, marah, takut, cemas, dan sedih. Perbedaannya terletak pada rangsangan yang membangkitkan emosi dan derajatnya, serta pengendalian remaja terhadap ungkapan emosi mereka. Beihler membedakan ciri-ciri perkembangan emosi remaja dalam rentang waktu usia 12-15 tahun dan 15-18 tahun.
   Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi emosi antara lain; kematangan dan belajar serta kondisi-kondisi kehidupan atau kultur. Emosi mempengaruhi tingkah laku, misalnya rasa takut menyebabkan seseorang gemetar, sulit bicara, membolos, dan sebagainya. Ada perbedaan individu dalam perkembangan emosi yang sebagian disebabkan oleh keadaan fisik, taraf kemampuan intlektual, dan kondisi lingkungan. Dalam kaitannya dengan penyelenggara pendidikan, guru dapat melakukan beberapa upaya dalam pengembangan emosi remaja misalnya: kosisten dalam pengelolaan kelas, mendorong anak beri, pengelolaan diskusi kelas dengan baik, mencoba memahami remaja, dan membantu siswa untuk berprestasi.
   Nilai-nilai kehidupan adalah norma-norma yang berlaku dalam masyarakat atau prinsip-prinsip hidup yang menjadi pegangan seseorang dalam hidupnya, baik sebagai pribadi maupun sebagai warga negara. Sedangkan moral adalah ajaran tentang baik, buruk perbuatan dan kelakuan, akhlak dan sebagainya. Sikap adalah kesediaan bereaksi individu terhadap sesuatu hal. Ketertarikan antara lain, moral dan sikap tampak dalam pengalaman nilai-nilai. Pengenalan, penghayatan terhadap nilai-nilai, berdasarkan moral yang dimiliki akan terbentuk sikap dan diwujudkan dalam tingkah laku yang mencerminkan nilai-nilai yang dianut.
   Tingkat perkembangan pasca-konvensionalharus dicapai oleh remaja. Menjadi remaja berarti mngerti nilai-nilai, yang berarti tidak memperoleh pengertian saja tetapi juga dapat menjalankanya/mengamalkannya. Orang tua dalah penting lain disekitar remaja mempengaruhi perkembangan nilai, moral, dan sikap. Menurut Kohlberg, di samping interaksi sosial, faktor anak ikut berperan dalam perkembangan moral. Terjadi perbedaan individual dalam perkembangan nilai, moral, dan sikap, sesuai dengan umur, faktor kebudayaan, dan tingkat pemahamannya.
BAB VI Tugas Perkembangan Kehidupan Pribadi, Pendidikan dan Krier, dan Kehidupan Berkeluarga
   Kebututuhan seorang individu muncul karena pertumbuhan dan perkembangan psiko fisisnya. Dorongan (motif) merupakan faktor utama munculnya kebutuhan dan dorongan tersebut secara alami (asli) maupun karena proses belajar akan mendorong seseorang individu untuk bertingkah laku memenuhi kebutuhan.
   Dalam upaya untuk memenuhi kebutuhannya, seorang remaja banyak menghadapi masalah, antara lain adalah : kondisi yang amat berbeda antara masa anak-anak dan masa remaja/dewasa, norma yang amat berbeda karena pengaruh perkembangan zaman dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta pendidikan, kesulitan dalam menilai kemampuan dirinya dibandingkan dengan permasalahan yang dihadapi, dan kesulitan dalam penyesuain diri dengan berbagai kondisi masyartakat yang amat kompleks.
   Menjalani perkembangan bagi remaja tidak lain adalah melaksanakan tugas-tugas, yaitu mempersiapkan dirinya untuk dapat diterima sebagai individu yang mampu berdiri sendiri di dalam melaksanakan kehidupan bermasyarakat.
   Tugas-tugas itu meliputi tugas kehidupan pribadi, tugas dalam kehidupan sosial, dan tugas kehidupan keluarga. Dalam menjalankan tugas-tugas tersebut laki-laki berbeda dengan wanita, baik mengenai tugas dalam perkembangan fisik maupun dalam perkembangan psiko fisis.
   Remaja laki-laki berupaya untuk mencapai posisi prestasi akademik dan altetik (bidang olah raga), sebaiknya bagi remaja wanita brupaya untuk menjadi “seorang wanita” yang baik. Upaya menjadi wanita yang baik itu diartikan sebagai “wanita yang dikenal baik” di mata laki-laki, sebagaimana “diharapkan oleh laki-laki”. Wanita oerlu menjadi gadis yang “manis”, tidak terlalu hebat di dalam bidang akademik, tidak terlalu banyak bicara di dalam kelas, tetapi harus menjadi wanita yang sportif di hadapan seorang laki-laki.
   Hampir setiap pemuda (laki-laki atau wanita) mempunyai dua tujuan utama, pertama menunjukkan jenis pekerjaan yang sesuai dan, kedua menikah dan membangung rumah tangga (keluarga).
   Pendidikan tentang nilai kehidupan untuk mengenalkan norma kehidupan sosial kemasyarakatan perlu dilakukan. Dalam hal ini perlu dilakukan pendidikan prakrtis melalui organisasi pemuda, pertemuan dengan orang tua secara periodik, dan pemantapan pendidikan agama baik di dalam maupun di luar sekolah.
BAB VII Penyesuaian Diri Reamaja

   Manusia tidak dilahirkan dalam keadaan telah mampu menyesuaikan diri, maka penyesuain diri terhadap lingkungan hidup, pertumbuhan dan perkembangan memerlukan proses yang cukup unik. Penyesuaian diri dapat diartikan adaptasi, konformitas, penguasaan, dan kematangan emosional. Proses penyesuaian diri tertuju pada pencapaian keharmonisan antara konflik internal dan eksternal anak sering menimbulkan konflik, tekanan, frustasi, dan berbagai macam prilaku untuk membebaskan diri dari ketegangan.

1 komentar:

Ucapkan Salam