REVIEW BUKU
Judul
Buku : Perkembangan Peserta Didik
Penulis : Prof. Dr. H. Sunarto dan Dra. Ny. B.
Agung Hartono
Penerbit : PT RINEKA
CIPTA, Jakarta Kompleks Perkantoran Mitra Mataram Blok B No. 1-2
ISBN
: 978-979-518-826-1
Tahun
Terbit : 2013
Di dalam buku ini terdapat tujuh (7) bab yang membahas mengenai
perkembangan peserta didik. Baiklah langsung saja saya akan mereview isi dari
buku ini, dan apa bila nantinya ada sebuah kesalahan dalam penulisan dan bahasa
yang kurang baik saya selaku orang yang merivew saya meminta maaf.
BAB
I KARAKTERISTIK DAN PERKEMBANGAN INDIVIDU
Individu adalah manusia
yang berkedudukan sebagai pribadi utuh, pilah, tunggal, dan khas. Ia sebagai
subjek yang merupakan satu kesatuan psiko-fisik dengan berbagai kemampuanya
untuk berhubungan dengan lingkungan, dengan sesama, dan dengan tuhan yang
menciptakannya. Manusia terus menerus mengalami pertumbuhan fisik dan
perkembangan psikis. Pertumbuhan perkembangan tersebut dialami semenjak manusia
masih dalam kandungan.
Kelahiran merupakan satu fase pertumbuhan fisik secara lengkap,
yang ditandai setiap organ atau bagian tubuh telah mampu berfungsi. Pertumbuhan
dan perkembangan manusia dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain keturunan,
sosial ekonomi, sosial kulturasi, kesehatan, dan latar belakang kehidupan
keluarga.
Pertumbuhan fisik lebih lanjut berlangsung sejak bayi lahir, dan
masing0asing organ mencapai tingkat kematangan dan mampu menjalankan fungsinya
dengan baik. Kematangan pertumbuhan fisik yang ditandai oleh berfungsinya
masing-masing organ, berpengaruh terhadap perkembangan non fisik, seperti
berfikir, bahasa, sosial, emosi, dan pengelaman terhadap nilai, norma dan
moral.
BAB
II PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN REMAJA
Manusia senantiasa mengalami pertumbuhan dan perkembangan.
Pertumbuhan adalah perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses
pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal pada anak yang
sehat, dalam perjalanan waktu tertentu.
Pertumbuhan fisik di pengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain
faktor nutrisi yang telah terasa sejak bayi belum lahir dan sesudah lahir,
faktor perawatan yang menyangkut perawatan fisik maupun psikis seperti kasih
sayang atau cinta kasih.
Perkembangan merupakan proses perubahan dalam pertumbuhan pada
suatu waktu sebagai fungsi kematangan dan interaksi dengan lingkungannya.
Dengan kata lain perkembangan merupakan perubahan fungsional yang dipengaruhi
oleh pencapaian tungkat kematangan fisik.
Proses pertumbuhan di tandai oleh perubahan menuju kesempurnaan
struktur dan bentuk tubuh secara ideal. Perubahan-perubahan yang dimaksud dapat
berbentuk perubahan ukuran dan perbandingan, penggantian hal-hal yang lama dan
memperoleh yang baru untuk lebih dapat menjalankan fungsinya dengan baik.
Secara keseluruhan akan menentukan perbandingan ideal tentang struktur tubuh
manusia.
Proses pertumbuhan pada saatnya akan mencapai tingkat kematangan
dan dengan demikian akan berpengaruh terhadap perkembangan sosio-psikologis,
seperti kemampuan berfikir, kemampuan berbahasa, kemampuan bersosialisasi, dan
kemampuan mengendalikan emosi.
Semua proses pertumbuhan dan perkembanagn akan berjalan dengan
irama dan ritme yang teratur, sehingga dapat diidentifikasi menurut dan
mengikuti hukum-hukum pertumbuhan dan perkembangan yang dapat dipercaya
(moton).
Hukum pertumbuhan antara lain adalah hukum ceppholocoudal yang
artinya pertumbuhan fisik dimulai dari kepala ke arah kaki dan hukum Proximodistal
yang artinya pertumbuhan fisikberpusat pada sumbu dan mengarah ke tepi.
Hukum perkembangan menyatakan bahwa perkembanagan ke maupuan
sosio-psikologi berawal dari hal-hal yang umum menuju ke hal-hal yang
khusus. Perkembangan secara keseluruhan
mengikuti periodisasi yang teratur, yang dari masa pre-natal, masa bayi, masa
anak-anak, masa anak sekolah, remaja, dewasa, dan masa tua. Penahapan
perkembangan ini mengikuti tahap perkembangan kemampuan kemampuan fungsi fisik.
Masa remaja dalah masa yang khusus, penuh gejolak karena pada
pertumbuhan fisik terjadi ketidak seimbangan. Hal ini akan mempengaruhi
perkembangan berfikir, bahasa, emosi, dan sosial anak. Gejala onani atau
masturbasi timbul karena rangsangan kematangan seksual dan dorongan untuk
mendapatkan kepuasan, yang di lain pihak merupakan tindakan untuk menghindari
larangan norma sosial dan hukum.
Makna remaja banyak diartikan oleh pihak-pihak yang berkepentingan,
baik hukum, ahli psikologi, maupun pandangan masyarakat yang mengaitkan dengan
sistem budayanya. Secara umum anak dikaitkan mencapai masa remaja ditandai oleh
kematangan fungsi seksual (pada wanita setiap bulan mengeluarkan sel telur dari
indung telurnya dan bagi para pria setiap kali mimpi/mengeluarkan air mani) dan
muncul tanda-tanda kelamin skunder.
Kebutuhan dibedakan atas kebutuhan primer dan kebutuhan skunder.
Menurut Freud, dorongan yang paling menetukan munculnya kebutuhan adalah
dorongan seksual, sehingga setiap dorongan untuk bertingkah laku senantiasa ada
kaitannya dengan upaya untuk mencapai kenikmatan atau kepuasan seksual. Menurut
Erickson dorongan primer itu pada dasarnya berkaitan dengan kepentingan
bersosialisasi pandangan Erickson ini sejalan dengan pandangan Rogers.
Kebutuhan normatif adalah sejenis kebutuhan yang berkaitan dengan kebutuhan
mengembangkan diri yang disesuaikan dengan kondisi kehidupan sekarang dan
diamsa depan.
Prilaku manusia disebabkan oleh dorong-dorong atau motif. Motif
inilah yang mendorong individu sehingga muncul berbagai kebutuhan mislanya
kebutuhan untuk mempertahankan diri dan kebutuhan untuk mengembangkan diri.
Kebutuhan untuk berfasilitas dengan sesama dan kebutuhan untuk berpartisipasi
merupakan kebutuhan-kebutuhan dasar manusia setelah mencapai jenjang remaja.
Hal ini sejalan dengan pandapat Rogers dan Erickson.
BAB III PERTUMBUHAN FISIK
Pertumbuhan fisik adalah
perubahan-perubahan fisik yang terjadi dan merupakan gejala primer dalam
pertumbuhan remaja. Perubahan fisik tersebut bukan saja menyangkut bertmabahnya
ukuran tubuh dan berubahnya proporsi tubuh, melainkan juga meliputi perubahan
ciri-ciri yang terdapat pada kelamin utama dan kedua. Baik pada remaja
laiki-laki maupun wanita, perubahan fisik tersebut mengikuti urutan-urutan
tertentu.
Pada dasarnya perubahan fisik remaja disebabkan oleh kelenjar
pitutari dan kelenjar hypothalamus. Kedua kelenjar itu masing-masing
menyebabkan terjadinya pertumbuhan ukuran tubuh dan merangsang aktivitas serta
pertumbuhan ukuran tubuh dan merangsang aktivitas serta pertumbuhan alat
kelamin utama dan kedua pada remaja. Kelenjar pituitari yang terletak di dasar
otak mengeluarkan dua macam hormon, yaitu hormon pertumbuhan dan hormon gonadotropik
yang berfungsi mengaktifkan kelenjar kelamin. Pertumbuhan fisik yang tepat akan
dapat dicapai apabila terjadi keseimbangan kerja kelenjar pitutiri dan
gonadotropik.
Pertumbuhan fisik remaja ditandai oleh 1).perubahan ukuran tubuh,
yang selama masa remaja pertumbuhan tinggi badan bertambah 25 persen dan berat
badan bertambah sekitar 200 persen atau dua kali lipat; 2).proporsi tubuh yang
kurang proporsional; 3).ciri kelamin utama, yaitu kematangan fungsi alat
kelamin utama pada wanita mengalami menstruasi pertama dan pada laki-laki
mengalami “mimpi pertama”; dan 4). Ciri kelamin kedua seperti oinggul melebar
dan mencuatnya puting pada susu pada wanita dan tumbuhnya kumis dan jenggot
serta bulu disekitar kelamin, dan membesarnya jakun pada laki-laki.
Pertumbuhan fisik mempengaruhi oerkembangan tingkah laku remaja,
yang hal ini tampak pada prilaku yang canggung dan proses penyesuaian diri
remaja, isolasi dari pergaulan, prilaku emosional seperti gelisah dan mudah
tersinggung serta “melawan” kewenangan dan semacamnya.
Remaja yang memperhatikan kelompok sebaya perlu mendapatkan
perhatian dari para pendidik dalam proses pendidikan. Kegiatan seperti dorongan
untuk belajar kelompok, pembentukan kelompok olah raga, kegiatan pramkuka, dan
pembiasaan hidup sehat perlu dikembangkan. Di sekolah, kegiatan kokurikule dan
ekstrakulikuler perlu diselenggarakan secara terprogram.
BAB IV PERKEMBANGAN INTELEK, SOSIAL, DAN BAHASA
Intelek adalah kecakapan
mental, yang menggambarkan kemampuan berfikir,. Banyak definisi tentang
intelegensi namun makane intelgensi dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang
dalam berfikir dan bertindak. Kemampuan berfikir atau intelegensi diukur dengan
tes intelegensi. Tes intelegensi yang terkenal adalah tes Beint-Simon. Hasil
intelegensi dinyatakan dalam bentuk nilai IQ, dan hal itu banyak gunanya karena
tingkat intelegensi berpengaruh terhadap banyak aspek.
Kemampuan berfikir terhadap
tingkah laku. Seseorang yang berkemampuan berfikir tinggi akan cekatan dan
cepat dalam bertindak, terutama dalam menghadapi masalah. Hal ini akan
berakibat pada pembentukan sikap mandiri. Sebaiknya seseorang yang berkemampuan
berfikir kurang akan lebih bersifat tergantung.
Ciri-ciri pokok dalam perkembangan intelek remaja (yang telah
berada pada tingkat berfikir operesional-formal)dapat disebutkan sebagai
berfikir deduktif-hipotesis dan berfikir kombinatoris.
Perkembangan intelegensi
dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain pengalaman belajar termasuk
berbagai bentuk latihan, lingkungan, terutama kondisi lingkungan keluarga. Oleh
karena itu terdapat perbedaan kemampuan dan irama perkembangan inteligensi
individu. Secara umum dapat dikenal pengelompokan individu berdasarkan tingkat
kecerdasan dalam beberapa tingkat atau jenjang: kelompok anak berkelainan
mental, kelompok anak bodoh, anak normal, anak pandai, anak cerdas, dan anak
istemewa (jenius).
Perkembangan sosial adalah
berkembangnya tingkat hubungan antar manusia sehubungan dengan meningktanya
kebutuhan hidup manusia. Perhatian remaja mulai tertuju pada pergaulan di dalam
masyarakat dan ia (mereka) membentuk pemhaman tentang norma kehidupan yang
kompleks. Pergaulan remaja banyak di wujudkan dalam bentuk kehidupan kelompok
terutama kelompok sebaya dan sejenis.
Perkembangan sosial anak reamaja dipengaruhi oleh beberapa faktor,
yakni: kondisi keluarga, kematangan anak, status sosial ekonomi keluarga,
pendidikan, dan kapasitas mental terutama intelek dan emosi.
BAB V Perkembangan Efektif
Emosi adalah wahana efektif
yang kuat dan di tandai oleh perubahan-perubahan fisik. Pola emosi remaja sama
dengan pola emosi masa kanak-kanak. Jenis emosi yang secara normal dialami
antara lain: cinta, gembira, marah, takut, cemas, dan sedih. Perbedaannya
terletak pada rangsangan yang membangkitkan emosi dan derajatnya, serta
pengendalian remaja terhadap ungkapan emosi mereka. Beihler membedakan
ciri-ciri perkembangan emosi remaja dalam rentang waktu usia 12-15 tahun dan
15-18 tahun.
Adapun faktor-faktor yang
mempengaruhi emosi antara lain; kematangan dan belajar serta kondisi-kondisi
kehidupan atau kultur. Emosi mempengaruhi tingkah laku, misalnya rasa takut
menyebabkan seseorang gemetar, sulit bicara, membolos, dan sebagainya. Ada
perbedaan individu dalam perkembangan emosi yang sebagian disebabkan oleh
keadaan fisik, taraf kemampuan intlektual, dan kondisi lingkungan. Dalam
kaitannya dengan penyelenggara pendidikan, guru dapat melakukan beberapa upaya
dalam pengembangan emosi remaja misalnya: kosisten dalam pengelolaan kelas,
mendorong anak beri, pengelolaan diskusi kelas dengan baik, mencoba memahami
remaja, dan membantu siswa untuk berprestasi.
Nilai-nilai kehidupan
adalah norma-norma yang berlaku dalam masyarakat atau prinsip-prinsip hidup
yang menjadi pegangan seseorang dalam hidupnya, baik sebagai pribadi maupun
sebagai warga negara. Sedangkan moral adalah ajaran tentang baik, buruk
perbuatan dan kelakuan, akhlak dan sebagainya. Sikap adalah kesediaan bereaksi
individu terhadap sesuatu hal. Ketertarikan antara lain, moral dan sikap tampak
dalam pengalaman nilai-nilai. Pengenalan, penghayatan terhadap nilai-nilai,
berdasarkan moral yang dimiliki akan terbentuk sikap dan diwujudkan dalam
tingkah laku yang mencerminkan nilai-nilai yang dianut.
Tingkat perkembangan
pasca-konvensionalharus dicapai oleh remaja. Menjadi remaja berarti mngerti
nilai-nilai, yang berarti tidak memperoleh pengertian saja tetapi juga dapat
menjalankanya/mengamalkannya. Orang tua dalah penting lain disekitar remaja
mempengaruhi perkembangan nilai, moral, dan sikap. Menurut Kohlberg, di samping
interaksi sosial, faktor anak ikut berperan dalam perkembangan moral. Terjadi
perbedaan individual dalam perkembangan nilai, moral, dan sikap, sesuai dengan
umur, faktor kebudayaan, dan tingkat pemahamannya.
BAB VI Tugas Perkembangan Kehidupan Pribadi, Pendidikan dan Krier,
dan Kehidupan Berkeluarga
Kebututuhan seorang
individu muncul karena pertumbuhan dan perkembangan psiko fisisnya. Dorongan (motif)
merupakan faktor utama munculnya kebutuhan dan dorongan tersebut secara alami
(asli) maupun karena proses belajar akan mendorong seseorang individu untuk
bertingkah laku memenuhi kebutuhan.
Dalam upaya untuk memenuhi
kebutuhannya, seorang remaja banyak menghadapi masalah, antara lain adalah :
kondisi yang amat berbeda antara masa anak-anak dan masa remaja/dewasa, norma
yang amat berbeda karena pengaruh perkembangan zaman dan kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi serta pendidikan, kesulitan dalam menilai kemampuan
dirinya dibandingkan dengan permasalahan yang dihadapi, dan kesulitan dalam
penyesuain diri dengan berbagai kondisi masyartakat yang amat kompleks.
Menjalani perkembangan bagi
remaja tidak lain adalah melaksanakan tugas-tugas, yaitu mempersiapkan dirinya
untuk dapat diterima sebagai individu yang mampu berdiri sendiri di dalam
melaksanakan kehidupan bermasyarakat.
Tugas-tugas itu meliputi
tugas kehidupan pribadi, tugas dalam kehidupan sosial, dan tugas kehidupan
keluarga. Dalam menjalankan tugas-tugas tersebut laki-laki berbeda dengan
wanita, baik mengenai tugas dalam perkembangan fisik maupun dalam perkembangan
psiko fisis.
Remaja laki-laki berupaya
untuk mencapai posisi prestasi akademik dan altetik (bidang olah raga),
sebaiknya bagi remaja wanita brupaya untuk menjadi “seorang wanita” yang baik. Upaya
menjadi wanita yang baik itu diartikan sebagai “wanita yang dikenal baik” di
mata laki-laki, sebagaimana “diharapkan oleh laki-laki”. Wanita oerlu menjadi
gadis yang “manis”, tidak terlalu hebat di dalam bidang akademik, tidak terlalu
banyak bicara di dalam kelas, tetapi harus menjadi wanita yang sportif di
hadapan seorang laki-laki.
Hampir setiap pemuda
(laki-laki atau wanita) mempunyai dua tujuan utama, pertama menunjukkan jenis
pekerjaan yang sesuai dan, kedua menikah dan membangung rumah tangga
(keluarga).
Pendidikan tentang nilai
kehidupan untuk mengenalkan norma kehidupan sosial kemasyarakatan perlu
dilakukan. Dalam hal ini perlu dilakukan pendidikan prakrtis melalui organisasi
pemuda, pertemuan dengan orang tua secara periodik, dan pemantapan pendidikan
agama baik di dalam maupun di luar sekolah.
BAB VII Penyesuaian Diri Reamaja
Manusia tidak dilahirkan
dalam keadaan telah mampu menyesuaikan diri, maka penyesuain diri terhadap
lingkungan hidup, pertumbuhan dan perkembangan memerlukan proses yang cukup unik.
Penyesuaian diri dapat diartikan adaptasi, konformitas, penguasaan, dan
kematangan emosional. Proses penyesuaian diri tertuju pada pencapaian
keharmonisan antara konflik internal dan eksternal anak sering menimbulkan
konflik, tekanan, frustasi, dan berbagai macam prilaku untuk membebaskan diri
dari ketegangan.
File bukunya cantumin napa pliss
BalasHapus