REVIEW
FILM
Judul
Film :Negeri 5 Menara
Penulis
: Ahmad Fuadi
Skenario ditulis oleh :
Salam Aristo
Disutradarai oleh : Affandi Abdul Rachman
Tahun
Rilis : 1 Maret 2012
Production
: Kompas Gramedia
Pictures
: Mallion
Didukung
: Simple Pictures
Durasi
film : 1 Jam 51 Menit 41 Detik
Lokasi Syuting : Pondok Moderen Darussalam Gontor Ponorogo
Jawa Timur, Sumatra Barat, Bandung, dan London
Apabila ada kesalahan dalam penulisan ataupun tata bahasa yang
kurang baik saya meminta maaf. Dan apabila dalam mereview ada sebuah kata-kata
yang kurang pas yang bersangkutan dalam film sekiranya bisa di benarkan, karena
manusia tidak bisa berbuat sesempurna seperti apa yang diinginkan.
Nama-nama Pemeran dan Tokoh dalam film Negeri 5
Menara
Pemeran
|
Tokoh
|
Pemeran
|
Tokoh
|
Kyai Rais
|
Gazza
Zubizareta
|
Alif
remaja
|
|
Amak
|
Billy
Sandy
|
Baso
remaja
|
|
Ayah
|
Ernest
Samudra
|
Said
remaja
|
|
Ustad
Salman
|
Rizki
Ramdani
|
Atang
remaja
|
|
Alif
dewasa
|
Jiofani
Lubis
|
Raja
remaja
|
|
Aris
Putra
|
Dulmajid
remaja
|
||
Sarah
|
|||
Fahmi
(Santri senior)
|
|||
Iskandar
(Santri senior)
|
|||
Randai
|
Daftar lagu
Di dalam film ini menceritakan seorang anak bernama Alif Fikri yang
mempunyai cita-cita ingin melanjutkan sekolah di SMA di bandung dan kuliah di
ITB yang sudah menjadai sebuah keinginan yang besar bersama sahabatnya yang
bernamai Randai. Alif Fikri merupakan anak dari seorang guru matematida di
sekolah dasar SD, ayah Alif menginginkan anak lak-lakinya menjadi seorang yang
pemimpin Agama di suatu saat nanti, dari keinginan ayah tersebut Alif kemudian
di masukkan ke pondok madani, meskipun Alif tidak suka dengan keputusan orang
tuanya akan tetapi Alif menuruti keinginan orang tuanya tersebut.
Dengan niat setengah hati, Alif kemudian berangkat dari pulau
sumatra barat ke jawa timur tempat pondok madani yang akan di tuju. Saat
berangkat menuju pondok madani Alif di antar oleh ayahnya. Setelah tiba di
pondok pesantren yang di tuju, Alif harus mengikuti tes awal sebelum masuk pondok
madani tersebut, dari tes yang di laksankan oleh pondok pesantren tersebut Alif
dinyatakan diterima masuk ke pondok madani tersebut. Setelah Alif diterima
kemudian ayah Alif pulang ke kampung halamnya.
Setelah diterima di pondok madani Alif masuk kedalam kelas yang
sudah ditentukan oleh pondok, dan dari situ Alif bertemu dengan teman-teman
baru dari berbagai daerah di seluruh plosok indonesia. Setelah hari pertama
masuk kelas Alif menempati kamar yang telah dibagi oleh panitia pondok, dan
didalam kamar tersebut Alif beserta 5 teman dan teman-teman tersebut adalah
teman Alif waktu di kelas. Dari situlah Alif dan 5 temannya tersebut menjadi
semakin akrab, 5 teman Alif tersebut bernama, Baso, Said, Atang, Raja, dan
Dulmajid.
Dihari pertama saat pelajaran akan dimulai, ada seorang ustad yang
datang ke dalam kelas dimana Alif beserta 5 temannya tadi berada, guru tersebut
benama ustad Salman, setelah ustad
salaman memperkenalkan diri ustad salam tersebut langsung menunjukkan sepotong
kayu dan sebuah golok yang tidak tajam, dan kemudian ustad Salman tersebut
memotong dengan golok tersebut, pada awalnya kayu tersebut tidak bisa terpotong
karena golok yang digunakan ustad Salman tadi tidak tajam akan tetapi ustad
Salman tidak berhenti memotong sampai kayu tersebut terpotong menjadi dua
bagian. Dan kemudian ustad Salman berbicara kepada para murid baru yang berada
di kelas Alif “bukan yang paling tajam tapi yang paling bersungguh-sungguh, MAN
JADA WA JADDA siapa yang bersungguh-sungguh maka dia akan berhasil” .
Kata ampuh yang menjadi pedoman mereka untuk tetap selalu semangat
yaitu “ MAN JADDA WAJADA “, siapa yang bersungguh-sungguh pasti akan sukses.
Meskipun di hari pertama mereka sudah mendapatkan hukuman tetapi tidak
mematahkan niat mereka yaitu untuk menuntut Ilmu. Alif yang terkadang selalu
goyah, keinginan untuk menggunakan seragam abu-abu selalu saja menjadi patah
semangatnya dia belajar, ditambah lagi cerita-cerita menarik dari sahabatnya
Randai membuat dia menjadi cemburu. Tapi ada hal yang membuat dia menjadi
semangat yaitu ketulusan hati dan iklas maka kita dapat menjalankan sehari-hari
berakhir dengan baik.
Tempat tongkrongan favorid mereka mendiskusikan baik itu tentang
cita-cita, kesehariannya adalah di kaki menara Masjid Jami Pondok Madani.
Disinilah mereka selalu berkumpul sambil menunggu waktu magrib tiba.
Sampai-sampai mereka di juluki Sohibul Menara. Karna tempat yang strategis dan
mudah untuk sampai menuju mesjid. Hingga sampai akhir tahun ujian di kelas 6
atau taman SMA , Baso teman yang pintar harus mengiklaskan dirinya untuk tidak
mengikuti ujian karna neneknya sedang sakit. Berpisahlah mereka dengan Baso
yang kembali ke kampung halaman untuk mengabdi kepada neneknya setelah kedua
orang tuanya meningggal, dan Baso menjadi guru serta melanjutkan hafalannya
dengan seorang ustad di kampungnya. Karna tujuan utama Baso adalah dapat
menghafal luar kepala dan isi dari Al Quran tersebut yaitu untuk di berikan
kepada kedua orang tuanya yang sudah tiada.
11 tahun kemudian mereka bertemu di kaki menara Trafalgar Square
London. Sebuah awan yang selalu mereka angankan adalah negara-negara yang
mereka kagumi dan impikan akhirnya dapat mereka raih dengan usaha dan kerja
keras. Atang yg sudah 8 tahun tinggal di kairo menjadi mahasiswa program
doktoral ilmu hadis Al Azhar. Raja yang sudah 1 tahun di London setelah
menyelesaikan kuliah hukum islam S1 Madinah. Sementara 3 sahabatnya di
Indonesia yaitu Dulmaji dengan cita-citanya mendirikan sebuah pondok di
surabaya , Said meneruskan usaha keluarganya dan Baso anak yang pintar mendapat
beasiswa dengan modal hafal luar kepala isi Al Quran ke Arab Saudi. Apa yang
menjadi impain mereka “KUN FA YAKUN” maka semua menjadi nyata karna
siapa yang bersungguh-sungguh maka akan berhasil itulah kata pedoman mereka
ketika berada di Pondok Madani.
Apa yang dulu menjadi impian-impian mereka kini mereka telah
mendapatkan apa yang selama ini mereka perjuangkan dan impikan. Dari film ini
banyak sekali pendidikan yang bisa kita dapatkan untuk membuat kita menjadi
orang yang selalu berfikir positif dan jangan menyerah, seperti apa yang
dibilang oleh Ustad Salma MAN JADA WA JADA barang siapa yang bersungguh-sungguh
maka dia akan berhasil. Dari film ini juga kita bisa menjadai termotifasi untuk
selalu bersungguh-sunggu dalam belajar karna kesungguhan akan mendapatkan hasil
yang memuaskan. Bersunguh-sungguh makam kita akan berhasil.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Ucapkan Salam