30 Desember 2014

RIVIEW FILM NEGERI 5 MENARA

REVIEW FILM

Judul Film :Negeri  5 Menara
Penulis : Ahmad Fuadi
Skenario ditulis oleh : Salam Aristo
Disutradarai oleh : Affandi Abdul Rachman
Tahun Rilis : 1 Maret 2012
Production : Kompas Gramedia
Pictures : Mallion
Didukung : Simple Pictures
Durasi film : 1 Jam 51 Menit 41 Detik
Lokasi Syuting : Pondok Moderen Darussalam Gontor Ponorogo Jawa Timur, Sumatra Barat, Bandung, dan London


Apabila ada kesalahan dalam penulisan ataupun tata bahasa yang kurang baik saya meminta maaf. Dan apabila dalam mereview ada sebuah kata-kata yang kurang pas yang bersangkutan dalam film sekiranya bisa di benarkan, karena manusia tidak bisa berbuat sesempurna seperti apa yang diinginkan.
Nama-nama Pemeran dan Tokoh dalam film Negeri 5 Menara
Pemeran
Tokoh
Pemeran
Tokoh
Kyai Rais
Gazza Zubizareta
Alif remaja
Amak
Billy Sandy
Baso remaja
Ayah
Ernest Samudra
Said remaja
Ustad Salman
Rizki Ramdani
Atang remaja
Alif dewasa
Jiofani Lubis
Raja remaja
Aris Putra
Dulmajid remaja


Sarah


Fahmi (Santri senior)


Iskandar (Santri senior)


Randai



Daftar lagu
1.      Man Jadda Wajada        (Yovie & Nuno)
2.      Galau                             (Yovie & Nuno)
3.      Inginku              (Bukan Hanya Jadi Temanmu) (Yunika)
4.      Doamu Ibu                    (Base Jam)
5.      Menahan Rindu             (Andhika Pratama & Eriska Reinisa)
6.      Melukis Mimpi (Teza Sumendra & Yunika)
7.      Bunga Hatiku                (Yunika & Ogie Magadalle)
8.      Anugerah Cinta             (Hedi Yunus ft. Titi DJ)
9.      Waktu Yang Tersisa      (Hedi Yunus)
10.  Cita Diri                         (Alika)
11.  The Winner                    (Platinoem ft. Ikang Fawzi)
12.  Cinta                              (Naara)

Di dalam film ini menceritakan seorang anak bernama Alif Fikri yang mempunyai cita-cita ingin melanjutkan sekolah di SMA di bandung dan kuliah di ITB yang sudah menjadai sebuah keinginan yang besar bersama sahabatnya yang bernamai Randai. Alif Fikri merupakan anak dari seorang guru matematida di sekolah dasar SD, ayah Alif menginginkan anak lak-lakinya menjadi seorang yang pemimpin Agama di suatu saat nanti, dari keinginan ayah tersebut Alif kemudian di masukkan ke pondok madani, meskipun Alif tidak suka dengan keputusan orang tuanya akan tetapi Alif menuruti keinginan orang tuanya tersebut.
Dengan niat setengah hati, Alif kemudian berangkat dari pulau sumatra barat ke jawa timur tempat pondok madani yang akan di tuju. Saat berangkat menuju pondok madani Alif di antar oleh ayahnya. Setelah tiba di pondok pesantren yang di tuju, Alif harus mengikuti tes awal sebelum masuk pondok madani tersebut, dari tes yang di laksankan oleh pondok pesantren tersebut Alif dinyatakan diterima masuk ke pondok madani tersebut. Setelah Alif diterima kemudian ayah Alif pulang ke kampung halamnya.
Setelah diterima di pondok madani Alif masuk kedalam kelas yang sudah ditentukan oleh pondok, dan dari situ Alif bertemu dengan teman-teman baru dari berbagai daerah di seluruh plosok indonesia. Setelah hari pertama masuk kelas Alif menempati kamar yang telah dibagi oleh panitia pondok, dan didalam kamar tersebut Alif beserta 5 teman dan teman-teman tersebut adalah teman Alif waktu di kelas. Dari situlah Alif dan 5 temannya tersebut menjadi semakin akrab, 5 teman Alif tersebut bernama, Baso, Said, Atang, Raja, dan Dulmajid.
Dihari pertama saat pelajaran akan dimulai, ada seorang ustad yang datang ke dalam kelas dimana Alif beserta 5 temannya tadi berada, guru tersebut benama  ustad Salman, setelah ustad salaman memperkenalkan diri ustad salam tersebut langsung menunjukkan sepotong kayu dan sebuah golok yang tidak tajam, dan kemudian ustad Salman tersebut memotong dengan golok tersebut, pada awalnya kayu tersebut tidak bisa terpotong karena golok yang digunakan ustad Salman tadi tidak tajam akan tetapi ustad Salman tidak berhenti memotong sampai kayu tersebut terpotong menjadi dua bagian. Dan kemudian ustad Salman berbicara kepada para murid baru yang berada di kelas Alif “bukan yang paling tajam tapi yang paling bersungguh-sungguh, MAN JADA WA JADDA siapa yang bersungguh-sungguh maka dia akan berhasil” .
Kata ampuh yang menjadi pedoman mereka untuk tetap selalu semangat yaitu “ MAN JADDA WAJADA “, siapa yang bersungguh-sungguh pasti akan sukses. Meskipun di hari pertama mereka sudah mendapatkan hukuman tetapi tidak mematahkan niat mereka yaitu untuk menuntut Ilmu. Alif yang terkadang selalu goyah, keinginan untuk menggunakan seragam abu-abu selalu saja menjadi patah semangatnya dia belajar, ditambah lagi cerita-cerita menarik dari sahabatnya Randai membuat dia menjadi cemburu. Tapi ada hal yang membuat dia menjadi semangat yaitu ketulusan hati dan iklas maka kita dapat menjalankan sehari-hari berakhir dengan baik.
Tempat tongkrongan favorid mereka mendiskusikan baik itu tentang cita-cita, kesehariannya adalah di kaki menara Masjid Jami Pondok Madani. Disinilah mereka selalu berkumpul sambil menunggu waktu magrib tiba. Sampai-sampai mereka di juluki Sohibul Menara. Karna tempat yang strategis dan mudah untuk sampai menuju mesjid. Hingga sampai akhir tahun ujian di kelas 6 atau taman SMA , Baso teman yang pintar harus mengiklaskan dirinya untuk tidak mengikuti ujian karna neneknya sedang sakit. Berpisahlah mereka dengan Baso yang kembali ke kampung halaman untuk mengabdi kepada neneknya setelah kedua orang tuanya meningggal, dan Baso menjadi guru serta melanjutkan hafalannya dengan seorang ustad di kampungnya. Karna tujuan utama Baso adalah dapat menghafal luar kepala dan isi dari Al Quran tersebut yaitu untuk di berikan kepada kedua orang tuanya yang sudah tiada.
11 tahun kemudian mereka bertemu di kaki menara Trafalgar Square London. Sebuah awan yang selalu mereka angankan adalah negara-negara yang mereka kagumi dan impikan akhirnya dapat mereka raih dengan usaha dan kerja keras. Atang yg sudah 8 tahun tinggal di kairo menjadi mahasiswa program doktoral ilmu hadis Al Azhar. Raja yang sudah 1 tahun di London setelah menyelesaikan kuliah hukum islam S1 Madinah. Sementara 3 sahabatnya di Indonesia yaitu Dulmaji dengan cita-citanya mendirikan sebuah pondok di surabaya , Said meneruskan usaha keluarganya dan Baso anak yang pintar mendapat beasiswa dengan modal hafal luar kepala isi Al Quran ke Arab Saudi. Apa yang menjadi impain mereka “KUN FA YAKUN” maka semua menjadi nyata karna siapa yang bersungguh-sungguh maka akan berhasil itulah kata pedoman mereka ketika berada di Pondok Madani.

Apa yang dulu menjadi impian-impian mereka kini mereka telah mendapatkan apa yang selama ini mereka perjuangkan dan impikan. Dari film ini banyak sekali pendidikan yang bisa kita dapatkan untuk membuat kita menjadi orang yang selalu berfikir positif dan jangan menyerah, seperti apa yang dibilang oleh Ustad Salma MAN JADA WA JADA barang siapa yang bersungguh-sungguh maka dia akan berhasil. Dari film ini juga kita bisa menjadai termotifasi untuk selalu bersungguh-sunggu dalam belajar karna kesungguhan akan mendapatkan hasil yang memuaskan. Bersunguh-sungguh makam kita akan berhasil.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ucapkan Salam