5 Desember 2014

Mengenal Model ASSURE (makalah)

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Aktivitas pembelajaran perlu dirancang sebelumnya agar dapat memeberikan output atau hasil sebagaimana yang diharapkan. Upaya untuk merancang aktivitas pembelajaran disebut dengan istilah desain pembelajaran.Menurut Gagnon dan Collay dalam Benny (2011:24) istilah desain mempunyai makna adanya suatu kesuluruhan, struktur, kerangka, atau outline, dan urutan atau sistematika kegiatan.Mendesain aktivitas pembelajaran dapat diartikan sebagai upaya untuk membuat aktivitas pembelajaran menjadi terstruktur dan sistematis.
Dalam merancang aktivitas pembelajaran kita perlu mengetahui tujuan yang akan dicapai, kompetensi yang pertlu dimiliki oleh individu yang belajar atau learner. Untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran kita memerlukan sebuah kendaraan.Dalam konteks pembelajaran, kendaraan yang digunakan adalah metode, media, dan materi pembelajaran yang diperlukan untuk membantu siswa dalam mencapai kompetensi yang diinginkan.
Beberapa model desain pembelajaran telah banyak dikemukakan oleh sejumlah pakar. Namun dalam makalah ini kami mengambil model desain pembelajaran ASSURE yang dikembangkan oleh Sharon Smaldino, Robert Henich, James Rusell dan Miichael Molenda (2011) dalam buku “Instructional Technology and Media for Learning ”. Adapun alasan kami memilih model ASSURE, karena  ASSURE  merupakan satu desain model pembelajaran yang sederhana yang dapat digunakan untuk menciptakan sebuah pembelajaran sukses.
Model desain pembelajaran ASSURE sesuai untuk digunakan dalam aktivitas pembelajaran yang berskala mikro seperti pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas dan program pelatihan. Oleh karena itu, sebagai calon guru sangat penting untuk mengetahui berbagai model desain pembelajaran, diantaranya yang akan kami paparkan dalam makalah ini yaitu model ASSURE.
B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana gambaran model desain pembelajaran ASSURE?
2.      Apa saja komponen-komponen dalam model desain pembelajaran ASSURE?
C.    Tujuan Pembahasan
1.      Untuk mendeskripsikan gambaran model desain pembelajaran ASSURE
2.      Untuk menjelaskan komponen-komponen dalam model desain pembelajaran ASSURE



























BAB II
PEMBAHASAN

A.    Mengenal Model ASSURE
Model ASSURE merupakan desain pembelajaran yang sederhana yang dapat digunakan untuk menciptakan sebuah pembelajaran sukses, efektif, efisien, dan menarik. Model pembelajaran ini bersifat praktis dan mudah untuk digunakan. Selain itu model ASSURE sesuai untuk digunakandalam aktivitas pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas maupun program pelatihan.
Model desain pembelajaran ini merupakan singkatan dari komponen atau langkah penting yang terdapat di dalamnya, yaitu, menganalisis karakteristik siswa (Analyzer learner  characteristic); menetapkan tujuan pembelajaran (State performance objectives); memilih metode, media dan materi pelajaran (Select methods, media, and materials); menggunakan teknologi, media, dan materi (Utilize materials); mengaktifan keterlibatan siswa (Requires learner participation); evaluasi dan revisi (Evaluation and revision).
Model pemebelajaran ini lebih berorientasi kepada pemanfaatan media dan teknologi dalam menciptakan proses dan aktivitas pembelajaran yang diinginkan. Pemanfaatan model desain pembelajaran ASSURE perlu dilakukan tahap demi tahap (sistematik) dan menyeluruh (holistik) agar dapat memberikan hasil yang optimal yaitu terciptanya pembelajaran sukses.
B.     Komponen-komponen model desain pembelajaran ASSURE
1.      Analisis Karakter Siswa
Langkah awal yang perlu dilakuakn dalam menerapkan model ini dalah mengidentifikasi karakter siswa yang akan melekukan aktivitas pembelajaran. Tujuan utama para guru adalah memenuhi kebutuhan unik setiap siswa sehingga mereka bisa mencapai tingkat belajar yang maksimum. Model ASSURE memberikan pendekatan yang sistematis untuk menganalisis karakteristik para siswa yang memengaruhi kemampuan mereka untuk belajar. Analisis karakteristik siswa meliputi beberapa aspek penting, yaitu: (1) karakteristik umum; (2) kompetensi spesifik yang telah dimiliki siswa sebelumnya; (3) gaya belajar atau learning style siswa; dan (4) motivasi.
a.       Karakteristik umum
Agar berhasil memenuhi kebutuhan individual para siswa, maka seorang guru penting sekali untuk memahami karakteristik umum yang mungkin memengaruhi belajar mereka. Karakteristik umum pada dasarnya menggambarkan tentang kondisi siswa seperti usia, kelas, pekerjaan, dan jender.
Analisis sederhana yang dilakukan oleh guru sebelum memulai sebuah program pembelajaran seringkali membawa dampak yang positif.Cara sederhana untuk mengetahui karakteristik siswa dapat dilakukan melalui observasi, wawancara, dan pre-tes. Informasi yang dapat diperoleh dari cara yang dilakukan tersebut yaitu, etnis dan latar belakang individu; sosial ekonomi; sikap terhadap materi pelajaran; dan usia siswa atau trainee.
Perhatian yang saksama tentang karakteristik umum siswa pada dasarnya dapat memebantu guru untuk menciptakan program pembelajaran yang efektif, efisien, dan menarik. Peamahaman tentang karakteristik siswa juga akan memudahkan guru untuk memperoleh gambaran yang menyeluruh tentang siswa yang akan menempuh program pembejaran.
b.      Kemampuan awal
Faktor lain yang perlu diperhatikan selain karakteristik umum adalah kemempuan atau kompetensi awal yang perlu dimiliki siswa sebelum mengikuti aktivitas pembelajaran. Untuk mengetahui kemampuan awal atau prerequisite, yang merupakan persyaratan dalam mengikuti suatu program pemeblajaran diperlukan diperlukan adanya pre tes.Hal ini dapat digunakan oleh para guru untuk menghindari asumsi yang kerap dilakukan bahwa seluruh siswa telah memiliki kemampuan awal yang diperlukan sebelum mengikuti program pembelajaran.
Untuk memperoleh informasi tentang kemampuan awal yang dimiliki oleh siswa, selain melalui pre-tes juga dapat melalui perbincangan antara guru dengan siswa. Apabila siswa telah memiliki pengetahuan awal tentang penegetahuan dan keterampilan yang akan dipelajari, maka guru tidak perlu lagi membahas pengetahuan dan keterampilan tersebut di dalam aktivitas pembelajaran. Dengan mengetahui latar belakang dan karakteristik siswa secara komprehensif, guru akan mudah dalam menentukan metode, media, dan materi pelajaran yang tepat dalam pencapaian kompetensi atau tujuan pembelajaran.
c.       Gaya belajar
Gaya belajar atau learning styles dapat definisikan sebagai suatu cara tentang bagaimana seorang individu melakuakn persepsi, berinteraksi, dan merespon secara emosional terhadap lingkungan belajar. Sebagai seorang guru, tentunya akan menemukan perbedaan dalam cara-cara siswa belajar atau memproses informasi. Smaldino dalam Butler (1986), menurutnyakebiasaan memproses informasi ini dikelompokkan menjadi empat kategori, yaitu:
1)      Pembelajar berurutan konkret  lebih menyukai pengalaman langsung (hands on experience) yang diorganisasikan secara sistematik. Mereka paling baik denagn menggunakan buku kerja, pengajaran yang berdasarkan computer, demonstrasi, dan praktik laboratorium terstruktur.
2)      Pembelajar  acak konkret sangat menyukai proses belajar dengan menggunakan pendekataan coba-coba atau trial and error. Mereka biasanya cepat melakukan penarikan kesimpulan dari proses eksplorasi pengetahuan dan eksperimen. Mereka menyukai metode pembelajaran seperti permainan, simulasi, proyek belajar mandiri, dan belajar penemuan.
3)      Pembelajar berurutan abstrak biasanya individu yang memiliki gaya belajar ini cepat dalam memahami pesan dan informasi verbal dan simbolik yang disampaikan secara sistematis. Mereka umumnya menyukai membaca dan menyimak presentasi.
4)      Pembelajar abstrak acak pada umumnya memiliki kemampuan untuk memaknai pesan dan informasi yang disampaikan melalui media. Mereka menyukai informasi dan pengetahuan yang dikemas dalam bentuk media.

Gardner (1999), mengemukaka konsep konsep kecerdasan majemuk atau multiple intelligences yang dapat membedakan kecenderungan belajar dan minat yang dimiliki oleh seseorang dengan orang lain. Ia mengembangkan konsep kecerdasan majemuk yang mengidentifikasi sembilan aspek kecerdasan:
a)      Verbal/linguistic (bahasa)
b)      Logis /matematis (ilmiah/kuantitatif)
c)      Visual/spasial
d)     Musical/ritmis
e)      Ragawi/kinestetik(menari/olahraga)
f)       Antar personal (memahami orang lain)
g)      Intra personal (memahami diri sendiri)
h)      Naturalis
i)        Eksistensialis
Teori Gardner menyatakan bahwa guru yang efektif harus mempertimbangkan gaya belajar yang berbeda dari setiap siswa, menyadari bahwa siswa sangat berbeda dalam hal kekuatan dan kelemahan  di tiap-tiap area tersebut.
d.      Motivasi
Faktor lain yang mempengaruhi keberhasilan individu dalam menempuh pembelajaran yaitu motivasi. Motivasi dapat diartiakan kondisi yang dapat mendorong individu untuk melakukan suatu tindakan dalam rangka mencapai tujuan.Motivasi dapat digolongkan menjadi motivasi intrinsic dan motivasi ekstrinsik.
Motivasi intrinsik adalah motivasi yang didorong oleh pekerjaan yan g disukai atau diminati oleh seseorang.Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang didorong oleh faktor eksternal dalam bentuk imbalan atau reward.Imbalan yang diperoleh setelah seseorang melakukan suatu tugas atau pekerjaan akan mendorong seseorang untuk melakukan tugas dan pekerjaan tersebut.
Guru sebaiknya mampu menciptakan motivasi belajar yang bersifat intrinsik dalam diri siswa. Siswa yang memiliki motivasi intrinsik dalam melakukan proses belajar pada umumnya akan memperlihatkan kinerja yang kontinu dalam mencapai kompetensi yang diinginkan.

2.      Menetapkan tujuan pembelajaran dan kompetensi
Belajar pada hakikatnya adalah upaya dari individu untuk mencapai kompetensi yang diharapkan.Kompetensi dalam hal ini dapat diamknai sebagai seperangkat tindakan cerdas yang dilakukan untuk menyelesaikan tugas atau pekerjaan spesifik. Dalam sebuah kompetensi terdapat beberapa aspek penting yang merupakan hasil atau output  proses belajar. Kompetensi juga dapat dikatakan sebagai hasil dari proses pembelajaran.
Menurut Gagne dalam Benny (2011) membagi liam aspek kemampuan yang merupakan hasil dari belajar individu, yaitu (1) informasi verbal; (2) keterampilan psikomotorik; (3) sikap; (4) keterampialn intelektual; dan (5) strategi kognitif.
Informasi verbal adalah kemampuan yang diperlukan untuk menyediakan respons lisan dan tertulis terhadap stimulus.Contoh-contoh kemampuan verbal ini adalah mengidentifikasi, menyusun daftar, menyebutkan, dan menjelaskan.
Keterampialn psikomotorik diartiakn sebagai pelaksanaan atau eksekusi suatu tindakan untuk mencapai hasil tujaun tertentu.Kemampuan psikomotorik dalam aktivitas melibatkan aktivitas berupa tindakan yang bersifat fisik dan penggunaan otot untuk melakukan suatu tindakan yang bertujuan.Tindakan yang terlihat dalam keterampialn psikomotorik pada dasarnya tidak hanya berupa tindakan fisik semata, tetapi melibatkan tindakan mental yang ada di dalamnya.
Siakp atau  attitudeyaitu kondisi internal yang memengaruhi pilihan individu dalam melakuakn suatu tindakan. Sikap menujukkan adanya kecenderungan atau pilihan yang dimiliki oleh seseorang untuk melakukan suatu tindakan.
Keterampialn intelektual adalah keterampilan yang diperlukan oleh siswa untuk melakukan aktivitas kognitif yang bersifat unik.Keterampialn intelektual melibatkan kemampuan dalam menganalisa dan memodifikasi simbol-simbol kognitif atau informasi. Kemampuan pada ranah ini membuat siswa dapat menyusun klasifikasi benda berdasarkan label dan karakteristiknya.
Strategi kognitif merupakan kompetensi yang paling tinggi dari taksonomi yang dikemukakan oleh Gagne. Kompetensi ini berupa kemampuan metakognitif yang diperlihatkan dalam bentuk kemampuan berpikir tentang proses berpikir dan belajar bagaimana belajar. Contoh dari kompetensi beruap strategi kognitif adalah bagaimana seseorang membuat aktivitas belajarnya menjadi lebih efektif dan efisien.

Format ABCD dalam Perumusan Tujuan Pembelajaran
Perumusan tujuan pembelajaran atau kompetensi dapat dilakukan dengan menggunakan rumusan ABCD. Proses dimulai dengan menyebutkan audiensi (Audience) yang menjadi sasarn tujuan. Proses itu kemudian memerinci perilaku (Behavior) yang harus ditampilkan dan kondisi (Condition) di mana perilaku tersebut akan diamati. Akhirnya prose situ memerinci tingkat (Degree) sampai dimana pengetahuan atau kemampuan baru harus dikuasai-kriteria yang dengannya kemampuan dapat dinilai.
Komponen audience berisi informasi tentang individu yang belajar misalnya siswa beserta dengan karakteristiknya. Contoh deskripsi audience dalam rumusan tujaun pembelajaran yang menggunakan format ABCD yaitu: “siswa kelas 10 SMA”.
Komponen behavior mendiskripsikan tentang aspek kompetensi yang akan dimiliki oleh individu setelah menempuh program pembelajaran, misalnya “menjelaskan komponen pendidikan”.
Komponen condition mencerminkan keadaan atau situasi yang perlu ada pada waktu siswa yang belajar melakukan kinerja atau performa pada saat dites.Yang termasuk dalam komponen ini berupa fasilitas, peralatan, perlengkapan dan objek atau benda yang merupakan komponen esensial dalam melakukan suatu tugas atau pekerjaan.
Komponen degree menggambarkan tingkat atau standar yang perlu diperlihatkan oleh siswa pada waktu menunjukkan kompetensi spesifik yang telah dipelajari, misalnya: “80 % dari jawaban benar.”
Di bawah ini terdapat contoh perumusan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang menggunakan format ABCD.
Siswa kelas 10 SMA mampu mengidentifikasi komponen-komponen pendidikan yang terdapat dalam sebuah poster lingkungan sekolah dengan benar
                      Berdasarkan contoh di atas, komponen audience dalam hal ini yaitu “siswa kelas 10 SMA”. Sedangkan komponen behavior  yaitu”dapat mengidentifikasi komponen-komponen pendidikan”. Komponen condition dalam hal ini adalah “poster yang berisi gamabar lingkunagn sekolah”.Komponen degree dalam hal ini adalah “identifikasi komponen-komponen pendidikan dilakukan denagn benar.”

C.     Memilih Strategi, Teknologi, Media, dan Material
Langkah selanjutnya dalam menyusun mata pelajaran yang efektif yang mendukung pembelajaran melalui penggunaan teknolgi dan media yang sesuai adaah pemilihan strategi, teknlogi, media  pengajaran, dan material mata pelajaran secara sistemtis. Panduan untuk melengkapi setiap aspek dalam proses pemilihan dibahas dalam bagian-bagiannya.
a.       Memilih Strategis
Ketika mengidentifikasi strategi pengajaran untuk mata pelajaran Anda, Anda harus memilih dua jenis: strategi yang berpusat pada guru dan strategi yang berpusat pada siswa. Strategi guru adalah kegiatan yang akan Anda gunakan untuk mengajarkan mata pelajaran, sebagai missal, menyajikan sebuah konsep dengan menampilkan sebuah video atau membaca sebuah kisah, atau menunjukkan bagaimana menkonjugasi sebuah kata kerja .  Strategi tersebut harus kita gunakan ketika kita akan memilih berbagai metode pembelajaran. Metode pembelajaran merupakan cara yang digunakan oleh guru atau instruktur untuk menyampaikan isi atau materi pembelajaran secara spsifik, untuk membantu siswa dalam mencapai kompetensi yang diinginkan. Berdasarkan tujuan dan akivtas yang terdapat dialamnya, metode pembelajran dapat diklasifikasikan dalam bebrapa jenis yaitu: (1) kooperatif; (2) penemuan; (3) pemecahan  masalah; (4) permainan; (5) diskusi; (6) latihan berulang; (7) tutorial;(8) demonstrasi; (9) presentasi.
Pertimbangan utama ketika kita memilih srategi pengajaran adalah bahwa strategi tersebut sebaiknya dapat membantu siswa mencapai standar dan tujuan. Selain itu prtimbangkanlah gaya belajar dan motivasi siswa. Tinjaulah model ARCS  untuk melihat apakah strategi anda menarik perhatian ( Attention) siswa, dianggap relevan (relevant) bagi kebutuhan mereka, untuk membangun rasa percaya diri (convident) mereka dan menghasilkan kepuasan (satissfaction) dari apa yang mereka pelajari.
b.      Memilih Teknologi dan Media
Para sarjana sepakat bahwa memilih teknologi dan media yang sesuai bisa menjadi tugas yang rumit-mempertimbangkan kumpulan sumber daya yang tersedia, keberagaman para pembelajar anda, dan tujuan belajar spesifik yang harus dicapai (Mc Alpine dan Weston, 1994).
Untuk menerangkan perbedaan-perbedaan teknlogi dan media, buku ini menyediakan rubric seleksi.Rubrik seleksi menyediakan prosedur yang sistematis untuk menilai kualitas dari teknologi dan media yang spesifik.  Kriteria rubric seleksi:
1.      Selaras dengan standard, hasil, dan tujuan
2.      Informasi yang terbaru dan akurat
3.      Bahasa yang sesuai usia
4.      Tingkat ketertarikan dan keterlibatan
5.      Kualitas teknis
6.      Mudah digunakan
7.      Bebas bias
8.      Panduan pengguna dan arahan
Heinich dan kawan-kawan (2005) mengemukakan beberpa jenis media pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru atau instruktur, dan perancang program pembelajaran, yaitu; (1)  media cetak/teks; (2) media pameran/display; (3)media audio; (4) gambar bergerak/video; (5) multimedia; (6) media berbasis web/internet.


c.       Memilih, Mengubah atau Merancang Materi
Ketika anda telah memilih strategi dan jenjang teknologi dan media yang diperlukan dalam mata pelajaran anda, anda siap memilih materi yang diperlukan untuk mendukung pelaksanaan mata pelajaran. Langkah ini melibatkan tiga pilihan : 1.  Memilih materi yang tersedia, 2 mengubah materi yang  ada, atau 3 merancang materi baru.
Memilih materi yang tersedia.Mayoritas  maeri pengajaran yang digunakan guru adalah “siap pakai” – yaitu siap digunakan dan tersedia  dari sekolah, ditrik, atau sumber yang bisa diakses lainnya.
Mengubah materi yang ada. Karena anda berusaha memenuhi kebutuhan yang beragam dari para siswa anda, anda akan mendapati bahwa materi yang “siap pakai” sering kali membutuhkan modifikasi agar lebih tepat selaras dengan tujuan belajar anda. Teknologi menyediakan sejumlah pilihan untuk mengubah materi yang ada.
Merancang Materi Baru. Ketika materi yang sudah jadi tidak tersedia maka anda harus merancang materi baru dengan word, power point, atau sebuah webQuest online.
Kemp (2000) mengemukakan bahwa materi pelajaran pada dasarnya terdiri dari beberapa komponen yaitu: konsep, fakta, prinsip, prosedur, keterampilan interpersonal, dan sikap.
d.      Menyiapkan Tekologi, Media, dan Materi
Langkah pertama adalah mengumpulkan seluruh perlengkapan yang akan anda butuhkan.Tentukan urutan penggunaan materi-materi tersebut dan apa yang akan anda lakukan dengan tiap-tiap maeri tersebut.
a)      Menyiapkan Lingkungan
Dimana saja aktifitas  belajar terjadi diruang kelas, laboratorium, pusat media-fasilitas harus diatur untuk penggunaan teknologi, media, dan materi yang efektif. Beberapa media membutuhkan ruangan yang tepat, sumber tenaga listrk yang baik, dan akses terhadap saklar lampu.
b)      Menyiapkan Pemelajar
Penelitian mengenai belajar mengungkapkan bahwa apa yang dipelajari dari sebuah kegiatan sangat bergantung pada bagaiman para pemelajar dipersiapkan untuk mata pelajaran tersebut. Pemanasan tersebut dapat dilakukan dengan  beberapa hal berikut ini:
1.      Sebuah pengantar yang mempunyai tinjauan luas mengenai konten mata pelajaran
2.      Alasan pemikian yang menjelaskan bagaiman mata pelajaran tu terkait dengan topic yang dipelajari
3.      Motivasi untuk mengetahui, bagaimana mereka akan diuntungkan ketika menyimak pelajaran
4.      Isyarat-isyarat ang mengarahkan perhatian pada aspek-aspek spesifik dari mata pelajaran.
Ketika kita telah menyiapkan teknologi, media dan materi pembelajaran, maka kita harus dapat memanfaatkan bahan dan media pembelajaran tersebut.Kombinasi yang tepat dalam memanfaatkan metode dan media pembelajaran dapat membantu guru dan instruktur untuk menciptakan pembelajaran sukses.
Heinch dan kawan-kawan  (2005) mengemukakan ragam dasar media yang dapat digunakan untuk mendukung aktivitas pembelajaran yaitu; (1) teks; (2) suara; (3) visual; (4) gambar ; (5) kompuer multimedia; dan (6) jaringan komputer. 
D.    Kombinasi metode dan media pembelajaran
Pemanfaatan metode dan media pembelajaran berfungsi sebagai sarana yang dapat menjembatani interaksi antara siswa dengan guru atau instruktur. Interaksi ini akan memberikan dampak optimal terhadap proses dan hasil belajar. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ucapkan Salam